Kasus
Lagu Gloomy Sunday Pada Tahun 1930-an
Adisti
Khairunnisa (1403347)
Fakultas
Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Universitas
Pendidikan Indonesia
Abstrak: Pada tahun 1930-an sebuah lagu
membuat gempar seluruh dunia karena efek yang ditimbulkannya. Bukan efek senang
atau tenang melainkan untuk melakukan tindakan bunuh diri bagi yang
mendengarnya. Gloomy Sunday-lah tersangkanya. Lagu yang diciptakan Reszö Seress
ini telah membuat 100 lebih jiwa melayang setelah mendengarnya. Kasus ini
sempat menjadi kasus besar yang pernah ada pada saat itu, sampai akhirnya lagu
itu ditetapkan sebagai suicide song
atau lagu bunuh diri. Setelah mendengar lagunya pada Youtube ternyata memang
lagu ini memiliki unsur tersendiri bagi yang baru pertama kali mendengarnya. Reszö
Seress memang menciptakan lagu ini dengan irama yang berbeda karena lagu ini
berdasarkan kisah cintanya yang tragis. Tujuan dibuatnya jurnal ini adalah agar
kita mengetahui bahwa ada sebuah lagu yang tidak hanya memberikan efek positif
pada pendengarnya melainkan efek negatif yang bisa membuat seseorang melakukan
tindakan bunuh diri.
Kata kunci: Gloomy Sunday, Reszö Seress,
kematian lebih dari 100 jiwa, suicide
song (lagu bunuh diri)
Pendahuluan
Pada
dasarnya musik adalah sebuah alunan lagu yang bisa membuat seseorang senang, tenang, dan
menikmati saat mendengarkannya. Musik juga memiliki peran tersendiri dalam
setiap kehidupan manusia. Musik bisa menghibur, memberikan edukasi dan
mempengaruhi otak manusia. Mempengaruhi otak manusia biasanya ketika
mendengarkan musik berirama ceria kita akan merasakan gembira dan jantung kita
berdegup sama dengan iramanya, begitu juga saat mendengarkan musik berirama
pelan atau sedih jantung kita akan berdegup pelan saat mendengarkannya dan otak
kita memberikan pesan sedih saat mendengar irama dan liriknya. Biasanya kita
hanya mengetahui musik bisa mempengaruhi otak manusia hanya sebatas itu.
Ternyata pada tahun 1930-an sebuah musik atau lagu memberikan efek negatif pada
otak manusia saat mendengarkannya. Yaitu tindakan bunuh diri yang tidak wajar.
Tidak diketahui ada apa dibalik sebuah lagu yang bisa membuat seseorang ketika
sudah mendengarkannya melakukan tindakan bunuh diri.
Ini
menjadi hal yang sangat menarik karena tidak biasanya musik memberikan dampak
seburuk itu. Karena sudah dijelaskan diatas bahwa musik bertujuan untuk
menghibur bukan untuk memberikan perintah untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Memperhatikan setiap lagu yang dinyanyikan dan lirik yang terkandung didalamnya
akan menjadi mudah ketika kita bisa mengetahui ada apa dibalik alasan lagu
tersebut yang membuat sebagian orang melakukan bunuh diri.
Gloomy Sunday
Gloomy Sunday atau berjudul asli
Szomorú Vasárnap adalah salah satu lagu paling fenomenal sekitar tahun 1930-an,
bukan karena prestasi atau penghargaan yang didapatkannya melainkan banyaknya
aksi bunuh diri setelah mendengar lagu ini. Lagu ini memiliki beberapa versi
yang mengatakan bahwa lagu ini ditulis oleh pianis dan composer asal Hungaria,
yaitu Reszö Seress (11/3/1899 – 1/12/1968) dan ada juga yang mengatakan bahwa
Lazzlo Javor adalah penulis lagu Gloomy Sunday dan Reszö Seress yang
menjadikannya irama musik.
Awal lagu ini menjadi sangat
terkenal yaitu pada bulan Februari 1936, polisi Budapest melakukan investigasi
terhadap kasus bunuh diri seorang pedagang sepatu yang bernama Joseph Keller.
Investigasi itu menunjukan bahwa Keller meninggalkan sebuah pesan bunuh diri
dimana dia menuliskan beberapa bait dari lagu yang popular saat itu. Lagu
tersebut adalah “Gloomy Sunday”.
Dalam sebuah blog yang berjudul Overture To Death yang diambil dari The
Cincinatti Journal of Ceremonial Magick, Vol 1, no 1 tahun 1976 karya D.P MacDonald, diberitakan
bahwa dari tahun ke tahun, lagu “Gloomy Sunday” telah menyebabkan kematian lebih
dari 100 jiwa. Kasus demi kasus tentang bunuh diri yang dipicu oleh lagu
“Gloomy Sunday” ini semakin jelas dan dekat dengan masyarakat, seolah hal
tersebut adalah ekspresi biasa.
Lirik “Gloomy Sunday” merupakan
terjemahan dari bahasa Hungaria yang awalnya berjudul “Szomorú Vasàrnap”. Pada
awalnya pun, lirik lagu ini berbahasa Hungaria, namun Reszö Seress mengalami
kesulitan pada waktu mencari orang yang bisa diajak rekaman. Maka, lirik
berbahasa Hungaria itu pun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan setelah
direkam, orang-orang pun bisa menikmatinya lebih luas. Akhirnya lagu “Gloomy
Sunday” karya Reszö Seress telah menjadi icon lagu bunuh diri dengan
‘penghargaan’ lebih dari 100 kasus bunuh diri akibat dari lagu tersebut.
Reszö
Seress
Reszö Seress adalah seorang
pianis dan composer asal Hungaria yang lahir pada tahun 3 November 1899 dan
wafat pada tahun 11 Januari 1968. Lagu ini diciptakan berdasarkan kisah cinta dari
Reszö Seress yang sangat tragis.
Lagu ini diciptakan oleh Reszö
Seress ketika dia sedang patah hati karena putus dengan pacarnya. Suatu hari,
Reszö Seress mengajak mantan pacarnya untuk kembali menjalin kisah cintanya,
namun sang (mantan) kekasih tetap menolaknya bahkan perempuan tersebut
melakukan bunuh diri dengan menelan racun sambil memegang surat dari Reszö
Seress yang isinya adalah bait-bait lirik “Gloomy Sunday.”
Reszö Seress pun akhirnya
‘bertanggungjawab’ dengan hasil karya yang telah dibuatnya dan dia melakukan
aksi bunuh diri dengan cara melompat dari jendela apartemennya, karena tidak
mampu menciptakan lagu yang ‘bagus’ lagi.
Kematian lebih dari
100 jiwa
Setelah kematian pedagang sepatu
bernama Joseph Keller, seorang laki-laki dilaporkan keluar dari night club dan menembakkan revolver ke
arah kepalanya setelah meminta kepada band night club untuk memainkan lagu
“Gloomy Sunday”. Di Berlin, pemuda yang juga merupakan penjaga toko melakukan
aksi bunuh diri, di antara kedua kakinya bergeletakan pecahan piringan hitam
dari lagu “Gloomy Sunday”. Dua hari setelah kejadian itu, di New York, wanita
membakar dirinya sendiri dan menulis wasiat yang isinya mengatakan agar lagu
“Gloomy Sunday” dimainkan ketika pemakamannya. Masih dalam jurnalnya, D.P
MacDonald melaporkan, pria berumur 80 tahun melakukan bunuh diri dengan cara
meloncat melalui jendela dari ketinggian tujuh lantai sambil berteriak
menyanyikan “Gloomy Sunday.” Kontra dengan pria tadi, di Roma pada hari yang
sama, perempuan berumur 14 tahun ditemukan mati menjatuhkan diri dengan
menggenggam piringan hitam lagu “Gloomy Sunday”.
Dalam situs smartgeneration.com
di salah satu blog personal pengguna situs ini dilaporkan bahwa di London Utara
ditemukan perempuan mati terduduk dengan iringan lagu “Gloomy Sunday.” Selain
itu, kematian akibat bunuh diri ini ditakutkan semakin hari semakin memuncak,
akhirnya BBC menghentikan pemutaran lagu “Gloomy Sunday”. Bahkan BBC London
menyetujui untuk merilis kembali lagu ini (setelah aksi bunuh diri menurun)
dengan versi instrumental. Hal ini membantu polisi London untuk melakukan
investigasi kembali mengenai kasus bunuh diri akibat lagu “Gloomy Sunday.”
Namun, polisi dihadapkan kembali dengan kasus bunuh diri perempuan akibat
overdosis obat bius dengan ditemani iringan lagu “Gloomy Sunday” dari gramophone yang berada di sampingnya.
Selain itu, Billie Holiday,
seorang penyanyi folklore asal Amerika mengaransemen ulang lagu “Gloomy Sunday”
ini dengan menambahkan lirik pada bagian akhir lagu, dan tentu saja aransemen
dan suasana atau karakter lagu “Gloomy Sunday” pun berbeda dengan “Gloomy
Sunday” karya Reszö Seress. Namun, aksi bunuh diri masih tetap terjadi.
Terdapat kasus bunuh diri lain, yaitu Billie Mackenzie vokalis band The
Associate pada tahun 1997 yang mengcover lagu Gloomy Sunday versi Billie
Holiday mengakhiri hidupnya di rumah ayahnya di Dundee.
Gloomy Sunday sendiri telah
ditetapkan sebagai yang pertama menjadi suicide
song (lagu bunuh diri) dari
beberapa lagu yang juga ditetapkan
sebagai suicide song seperti lagu
Blink 182 yang berjudul “Adam Song” dikabarkan mengakibatkan pemuda di Amerika
melakukan bunuh diri, atau lirik lagu “Everybody Hurt” dari REM yang dianggap
mengandung unsur bunuh diri. Di Islandia, penggemar Sigur Rós melakukan bunuh
diri karena terbawa oleh suasana musiknya. Atau satu kasus di Indonesia, lagu Forgotten
yang berjudul “Obsesi Mati” telah membuat pemuda melakukan bunuh diri. Namun
tidak ada lagu yang ‘mengalahkan’ kasus bunuh diri selain lagu “Gloomy Sunday”
yang ‘mencetak rekor’ lebih dari 100 kasus bunuh diri.
Manfaat
Sejauh ini biasanya kita hanya
mengetahui bahwa musik hanya bisa menghibur dan memberikan efek positif bagi yang
mendengarkannya. Seperti bahagia atau ketenangan ketika mendengarkan beberapa
musik tertentu. Tidak banyak yang mengetahui bahwa pada tahun 1930-an sebuah lagu
menjadi salah satu penyebab tragedi kematian yang paling besar pada saat itu.
Kita menjadi mengetahui lagu Gloomy Sunday menjadi salah satu lagu yang paling bersejarah karena
menyebabkan kematian lebih dari 100 jiwa setelah mendengarkannya.
Kesimpulan
1. Kita mengetahui bahwa musik
ternyata memiliki fungsi tersendiri untuk hidup dan otak manusia, sehingga
musik bisa mempengaruhi manusia dengan irama dan lirik yang ada.
2. Jika berfikir memakai logika
tidak mungkin sebuah lagu bisa mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan
bunuh diri setelah mendengarkannya. Banyak yang berfikir mungkinkah lagu ini
memiliki unsur mistis atau ada sesuatu hal yang lain yang memperkuat lagu ini
untuk mempengaruhi seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
3. Saat mendengarkan lagu ini
pertama kali memang terdengar sedikit aneh, entah karena sudah mengetahui kisah
dibalik lagu ini atau Reszö Seress menciptakannya dengan irama yang sedikit
mencekam.
4. Ketika kita mendengarkan lagu ini
dalam kondisi depresi, sangat tertekan, dan masalah yang tidak bisa kita
selesaikan mungkin kita bisa terpengaruh dengan kisah-kisahnya dulu setelah
mendengar lagu ini, tapi kuncinya adalah jika kita percaya pada tuhan dan
logika kita masih berjalan normal kita akan yakin bahwa kematian hanya ada
ditanganNya dan tidak mungkin kita mengakhiri hidup kita dengan sia-sia hanya
setelah mendengar karya seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Betrizbeibeh.
2011. Misteri Di Balik Lagu Gloomy Sunday.[Online].
Tersedia: https://betrizbeibeh.wordpress.com/2011/12/03/misteri-di-balik-lagu-gloomy-sunday/ [31 Desember 2014]
Haleluya,
Cox. 2011. Fungsi Musik Dalam Kehidupan
Manusia. [Online]. Tersedia: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/03/26/fungsi-musik-dalam-kehidupan-manusia-349837.html
[31 Desember 2014]
Rahman,
Arif. 2012. Pengalaman Mendengarkan Lagu
Gloomy Sunday. [Tersedia]: http://filsafat.kompasiana.com/2012/10/22/pengalaman-mendengarkan-lagu-gloomy-sunday-502724.html
[31 Desember 2014]
Suherman,
Anggung. 2013. Fenomena Lagu Bunuh Diri,
Gloomy Sunday. [Tersedia]: http://gigsplay.com/fenomena-lagu-bunuh-diri-gloomy-sunday/ [31 Desember 2014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar