PENGARUH
PENGGUNAAN BAHASA KASAR DALAM KONTEKS PERGAULAN
Oleh
Muhammad Dzaky Murtadha
1405552
Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang penyebab mengapa anak-anak ataupun remaja di jaman sekarang, khususnya di
Indonesia, lebih sering menggunakan bahasa kasar dalam pergaulannya
sehari-hari, dan juga mengenai dampak yang terjadi akibat fenomena ini.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan meneliti dokumen elektronik
mengenai penggunaan bahasa kasar.Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1).Terdapat
empat hal yang menyebabkan penggunaan bahasa kasar, yaitu pengaruh teman sebaya
atau lingkungan sekitar , faktor emosi dan cara didikan keluarga ,pengetahuan bahasa
yang lemah, dan pengaruh televisi dan film.
2).Terdapat tiga dampak dari penggunaan bahasa kasar, yaitu bahasa
menjadi rusak,
gejala sosial semakin menyebar luas, kekeliruan bahasa dan kualitas bahasa menurun.
Kata kunci : penyebab, dampak
PENDAHULUAN
Di
jaman yang sudah modern ini, bahasa Indonesia tentunya sudah banyak berkembang
dari tahun-tahun sebelumnya.Baik itu dari segi bentuk maupun cara
penggunaannya.
Namun
, dalam segi penggunaan bahasa nampaknya tidak terlalu baik Apabila kita lihat
hari ini, peningkatan penggunaan bahasa kasar semakin hari semakin tinggi.Masih
banyak sekali orang, khususnya di kalangan remaja sering sekali menggunakan
bahasa kasar dalam percakapannya sehari-hari.
BAHAN DAN METODE
Dalam jurnal
ini, penulis akan memaparkan mengenai perihal penggunaan bahasa kasar dalam
konteks pergaulan yang akan dibagi dalam dua bab sebagaimana berikut:
1.
Faktor
penyebab penggunaan bahasa kasar
2.
Dampak
yang terjadi akibat penggunaan bahasa kasar
Dalam menulis
jurnal ini, penulis menggunakan metode penelitian dokumen sebagai alat
pengumpul data, baik dari yang tertulis maupun yang elektronik. Penulis akan
meneliti dan merangkum berbagai sumber berdasarkan pengetahuan penulis dan
sumber-sumber data yang penulis akan gunakan.
HASIL
1.
Faktor penyebab penggunaan bahasa kasar
1.1.
Pengaruh Teman Sebaya atau Lingkungan Sekitar
Teman sebaya dan lingkungan
sekitar banyak mempengaruhi cara berbicara, terutama golongan anak-anak dan remaja. Anak-anak
dan remaja biasanya bergaul di luar rumah terutama di sekolah atau tempat-tempat
ramai, contohnya di pasar raya atau restoran cepat saji. Golongan ini lebih
cenderung menggunakan bahasa yang kasar dalam pergaulan sehari-hari.Hal ini sangat
jelas apabila mereka bergaul dengan teman sebaya. Sebagai contoh, ungkapan
seperti ”apa kau sudah gila?" atau "Lu punya otak gak sih?" sering diungkapkan oleh kebanyakan anak-anak
atau remaja untuk menunjukkan rasa marah atau geram terhadap sesuatu hal.
Sebenarnya ungkapan tersebut dan banyak lagi perkataan lain yang memiliki unsur
kasar atau tidak sopan tidak enak didengar walaupun diungkapkan antara teman sebaya.
1.2
. Faktor Emosi dan Cara Didikan Keluarga
Faktor emosi dan cara didikan keluarga juga
boleh menimbulkan permulaan tingkah laku anak-anak menggunakan bahasa kasar
dalam pergaulan mereka. Seseorang yang sering mengungkapkan perkataan yang
tidak baik dan kasar merupakan gambaran situasi emosi yang kusut, resah dan
memberontak. Contohnya, semasa pembesaran anak-anak, didikan keluarga yang
tidak mementingkan penggunaan bahasa yang baik Ibu dan bapak yang tidak lemah
lembut dan menggunakan perkataan yang tidak sesuai apabila berbicara atau
menegur anak-anak mereka boleh mendidik anak-anak mereka menjadi begitu. Selain
itu, ibu dan bapak yang sering beradu mulut di hadapan anak-anak juga cenderung
untuk menggunakan bahasa dan nada yang kurang baik sehingga meninggalkan contoh
yang tidak baik kepada anak-anak. Hal ini boleh jadi disengajakan ketika
menuturkan kata-kata demikian untuk melepaskan perasaan marah atau kekusutan pikiran,
dan besar kemungkinan juga tidak disengajakan kerana sedang lupa atau lalai
karena terpancing perasaan emosi tersebut.Secara tidak langsung, penggunaan
bahasa hanya menaikkan ego mereka dan menunjukkan percubaan untuk menguasai
emosi orang yang dimarahi.Lain pula halnya ketika kita berada dalam suasana
atau keadaan yang tidak terkawal oleh emosi. Ketika itu, perasaan berbicara
menjadi penentu bentuk bahasa yang kita pilih. Apabila kita dalam keadaan
marah, kita hilang pertimbangan dalam berbahasa. Kita menjadi orang yang kurang
bahasa atau tak tahu bahasa, lalu kita menggunakan bahasa kasar, bahasa yang
dianggap tidak sopan atau tidak manis untuk diucapkan.
1.3.
Pengetahuan Bahasa yang Lemah
Bahasa Indonesia yang digunakan
oleh penutur yang berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak
berpendidikan.Kebanyakan mereka yang menggunakan bahasa kasar ialah mereka yang
mempunyai pengetahuan rendah dan kurang teliti dan peka dengan bahasa yang
digunakan dalam berkomunikasi dan penggunaan percakapan mereka sehari-hari.
Mereka ini mempunyai tahap akademik yang rendah dan tahap pembacaan mereka juga
lemah. Biasanya mereka yang sering mengungkapkan bahasa kasar dalam percakapan
sehari-hari hanya berdasarkan perkataan yang dianggap biasa bagi mereka namun
sebaliknya bagi golongan lain. Contohnya, perkataan ”celaka”, ”sial” dan
sebagainya. Hanya mereka yang mempunyai tahap pendidikan yang tinggi dan
mengamalkan kesantunan dalam kehidupan tidak menggunakan bahasa kasar atau
tidak sopan ini, karena mereka masih menjaga perasaan orang lain ketika
berkomunikasi. Ini karena mereka sadar akan tanggungjawab mereka sebagai orang
yang berpendidikan harus menggunakan bahasa yang benar agar tidak dipandang
rendah oleh masyarakat.
1.4.
Pengaruh Media, Televisi dan Film
Ada satu faktor yang tidak pernah
dialami generasi muda sebelumnya : banyak pengaruh media yang secara langsung
menekan berkembangnya rasa hormat.Data menunjukkan pemakaian bahasa kasar di
media semakin meroket dalam satu dekade ini.Salah satu media tersebut adalah
stasiun televisi.Stasiun televisi di Indonesia sudah menganggap bahwa bahasa
kasar merupakan hal yang biasa. Di luar negeri, misalnya, Australia, Inggris,
dan Jepang, stasiun televisi hanya boleh menyiarkan acaranya (misalnya film, acara
komedi, dan forum-forum) yang mengandung bahasa kasar (coarse language) pada
jam-jam tertentu, ketika anak-anak meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah
atau pada pukul 10 malam ketika anak-anak sedang tidur. Bahasa kasar diyakini akan membawa
pengaruh tidak baik bagi perkembangan emosi dan budi pekerti. Stasiun televisi
yang menyiarkan rancangan yang mengandung bahasa kasar akan mendapatkan
kritikan dari masyarakat.
Kata-kata di bawah ini hampir
tidak pernah didengar pada saat kanak-kanak menonton televisyen di negara
tersebut. Ungkapan kasar berikut dari
film Hollywood sering dibiarkan. Contoh perkataan yang sering
diungkapkan:
Bahasa
Film Hollywood
|
Arti
|
Shit
|
Tahi
|
Bullshit
|
Omong kosong
|
Fuck you
|
Terkutuk kau
|
Go to hell
|
Persetan
|
Kill him
|
Bunuh
dia
|
Di negeri kita yang mengamalkan
budaya dan ketaatan agama yang sangat tinggi justru kata-kata tersebut
digunakan dalam berbagai situasi, baik dalam film-film,televisi, maupun dalam
pergaulan sehari-hari. Bahkan ada sejumlah orang yang dengan bangga menulis ungkapan ”don't bullshit me” atau ”fuck you” di
baju-baju mereka. Kedua ungkapan singkat ini sangat mengganggu perasaan orang
yang membacanya.
2.
Dampak yang Terjadi Akibat Penggunaan Bahasa Kasar
2.1. Bahasa Menjadi Rusak
Sesuatu bahasa menjadi rusak apabila bahasa
tersebut diungkapkan dengan kasar dan disalahgunakan. Contohnya, setiap kali
berkomunikasi penggunaan bahasa kasar sering diungkapkan kerana dianggap sudah
biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam penulisan, sms, di halaman media
sosial dan sebagainya. Akibatnya bahasa menjadi rusak dan menjatuhkan martabat
bahasa itu sendiri.
2.2 Gejala Sosial Semakin menyebar
luas
Dengan
meningkatnya penggunaan bahasa tidak sopan, masyarakat, terutama anak-anak dan
remaja akan terpengaruh dengan perkataan-perkataan yang sering digunakan.
Mereka akan cenderung untuk menggunakan bahasa kasar bersama-sama teman-teman
yang lain dalam perbincangan sehari-hari. Malah suatu perkataan tersebut
menjadi kebiasaan dalam perbuatan sehari-hari, contohnya ungkapan “besar gile”,
“cantik gile” yang menggambarkan perasaan yang amat suka. Ada yang mengejutkan
lagi apabila perkataan kasar tersebut turut dilemparkan kepada ibu dan bapak
sendiri. Ini secara tidak langsung melahirkan individu yang bersikap kurang ajar
dan tidak menghormati ibu dan bapak. Anak-anak yang masih bersekolah juga biasanya
ikut menggunakan perkataan kasar dalam pergaulan mereka di sekolah. Hal ini
memberi kesan negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-kanak. Jika tidak
ada usaha utuk membendung situasi ini, maka tidak mengherankan jika gejala sosial
juga turut berlaku dalam kalangan anak-anak dan remaja.
2.3 Kekeliruan Bahasa Dan
Kualitas Bahasa Menurun
Kekeliruan
bahasa terutamanya kepada generasi akan datang turut terjadi jika penggunaan
bahasa kasar berleluasa karena menimbulkan kekeliruan untuk mempelajari sesuatu
bahasa tersebut. Mereka akan terkeliru untuk menggunakan bahasa yang sesuai
diungkapkan dalam perbualan seharian. Trend
pengucapan bahasa kasar yang bakal diwarisi akan menjadi kebiasaan dalam
perbuatan sehari-hari mereka karena beranggapan bahwa penggunaan bahasa kasar
tidak salah dan lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan kepada seseorang individu
tersebut. Pastinya generasi yang sering disogok oleh perkataan yang kasar atau
tidak sopan setiap hari akan keliru dengan penggunaan bahasa yang betul. Para
pelajar akan turut terpengaruh untuk menggunakan bahasa-bahasa yang digunakan
dalam tugasan penulisan di sekolah.
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang
digunakan untuk berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri dalam
suatu masyarakat.Bahasa juga merupakan lambang identitas yang dimiliki oleh
suatu negara.Oleh karena itu hendaknya bahasa dipergunakan sebaik-baiknya sesuai
dengan kaidah yang ada, bukan dipergunakan dengan cara yang salah.Namun, masih
banyak orang, khususnya para remaja di Indonesia sangat sering menyalahgunakan
bahasa yaitu dengan menggunakan bahasa kasar.Bahasa kasar yaitu bentuk bahasa
yang tidak sesuai dengan tempat dan konteks sehingga dapat menyakiti perasaan
pihak tertentu. Selain itu, bahasa kasar juga akan menimbulkan rasa tidak enak
jika dipergunakan terhadap orang lain.
Para
remaja menganggap bahwa penggunaan bahasa kasar dalam pergaulan merupakan hal
wajar karena mereka sudah terbiasa dengan hal itu. Sangat disayangkan sekali bahwa mereka beranggapan seperti itu, padahal
penggunaan kata-kata yang tidak sopan sama sekali tidak menguntungkan baik
untuk diri sendiri, maupun orang lain yang diajak bicara. Kata-kata kotor serta
makian sama sekali tidak membangun, melainkan akan menyakitkan hati, melukai
perasaan, dan merendahkan harga diri, tidak hanya saja harga diri orang lain
tapi juga harga diri sendiri.
Banyak sekali pengaruh dari
penggunaan bahasa kasar dalam pergaulan sehari-hari dan cenderung mempengaruhi
bahasa itu sendiri, yakni merusak serta menurunkan kualitas bahasa.Hal ini akan
mengakibatkan bahasa indonesia menjadi rendah dan buruk di mata dunia.Kalau
kita percaya tamsil atau pepatah lama yang menyebutkaan bahwa bahasa
menunjukkan bangsa, maka ukuran kita sebagai bangsa indonesia, baik secara
perseorangan maupun secara bersama, akan ditentukan oleh cara kita
berbahasa.Kalau kita benar-benar memahami kebermaknaan"menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia", butir ketiga Sumpah Pemuda 1928, maka kita
akan selalu berusaha agar kemampuan dan keterampilan berbahasa kita akan
meningkat.Upaya peningkatan tersebut akan terlihat dalam perilaku berbahasa
kita. Oleh karena
itu sebaiknya kita menghargai bahasa kita sendiri dengan cara menggunakannya
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
KESIMPULAN
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam percakapan sehari-hari, baik itu
percakapan formal maupun informal, sebaiknya kita tidak menggunakan bahasa kasar, melainkan dengan
bahasa yang sopan dan santun.Hubungan seseorang dengan orang lain dapat terbina
dengan menggunakan bahasa yang baik pula.Tidak sedikit banyak orang berselisih
paham gara-gara menggunakan bahasa yang kurang baik.Dengan demikian, dalam
berkomunikasi dengan sesama atau dengan masyarakat kita haru menempatkan bahasa
dengan baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
1.Ismail,Sepri,2013, linguistik dan sosiolinguistik, ( http://seprianiq.blogspot.com/2013/09/linguistik-dan-sosiolinguistik.html/diakses
pada tanggal 3 Januari 2015)
2.Setiawan,Agus Candra,(n.d), menghargai diri dengan tutur kata kita, (http://keluarga.com/menghargai-diri-dengan-tutur-kata-kita/diakses
pada tanggal 4 Januari 2015)
3.Hasibuan, Albert.(2013).Kamus Kantong Inggris-Indonesia-Indonesia
Inggris.Jakarta: PT SUKA BUKU.
4.Aziz, Firman. dkk. (2014).Taktis Berbahasa Indonesia.Bandung:a s a s u p i.
5.Borba,Michele.(n.d).Membangun Kecerdasan Moral.Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama
6.Sugono,Dendy.(2009).MAHIR
BERBAHASA INDONESIA DENGAN BENAR. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
7.Sardjono,Agus.R.(2001).Bahasa dan bonadifitas hantu.Magelang:Yayasan
IndonesiaTera
research yang bagus kak, apa boleh saya izin mengambil bahan untuk mini research saya dari research ini?
BalasHapusApakah ada yang berbentuk pdf ?
BalasHapus