Selasa, 06 Januari 2015

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP CARA BERPERILAKU DAN GAYA BERBAHASA DI INDONESIA - EDITHYA MIANITASARI (1400567)

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP CARA BERPERILAKU DAN GAYA BERBAHASA DI INDONEISA
Edithya Mianitasari
1400567
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DA SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


Abstrak.
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting sekali bagi manusia. Karena melalui pendidikan lah, sesorang bisa mencapai kesuksesan dengan gelar yang cukup tinggi. Namun, gaya berbahasa dan pola perilaku yang baik juga sangatlah dibutuhkan di dalam proses pendidikan. Yang dimaksud dengan pendidikan disini artinya tidak hanya pendidikan di dalam lembaga-lembaga tertentu saja, seperti sekolah, kampus, dan lain-lainnya, tetapi juga adalah pendidikan yang kita dapatkan dari keluarga kita sendiri. Karena, kebiasaan di dalam keluarga adalah hal yang paling pertama yang kita tiru sebelum kita meniru perilaku orang lain. Bisa dibayangkan, jika seseorang lahir dan berkembang di dalam keluarga yang tidak berpendidikan, seperti preman, copet, dan lain-lain, mungkin sesorang tersebut akan mengikuti perilaku yang ada di lingkungan preman tersebut seperti mencopet dan berbicara dengan bahasa kasar. Tetapi, jika seseorang dibesarkan di dalam keluarga yang berpendidikan atau lingkunga yang baik, kemungkinan besar gaya berbahasa, kepribadian, dan perilakunya pun akan baik pula. Karena lingkungan adalah hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pembentukan karakter, karena sebuah lingkungan akan membentuk karakter seseorang berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada lingkungan tersebut, baik itu negatif maupun positif. Maka, pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, tidak hanya sebagai media untuk pembentukan karakter dan kepribadian yang baik saja, karena pendidikan juga sebagai penentu akan jadi apakah kita di masa depan nanti.

Kata kunci: Pendidikan, Lingkungan,Gaya Bahasa, Kepribadian, Perilaku
Pendahuluan
Berbicara mengenai sifat dan kepribadian seseorang yang berpendidikan, tentu saja bisa kita lihat dari berbagai macam aspek, bisa melalui cara berpakainnya, body language, dan yang terpenting adalah kita lihat dari cara seseorang itu berbahasa dari bagaimana dia berbicara terhadap orang lain baikpun keluarganya sendiri, dan yang terpenting juga adalah bagaimana pola perilaku dan  cara  seseorang memperlakukan orang lain dan lingkungannnya. Mengapa? Iya karena, pendidikan adalah suatu perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbarui diri sendiri dan untuk mempertahankan ideal-idealnya. Dan juga, sebagai proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Maka, semakin baik pendidikan seseorang, maka akan semakin baik pula caranya berbicara dan berperilaku terhadap orang lain. Tetapi, aspek tersebut tidak menekankan bahwa orang yang bersifat dan berbicara baik adalah orang yang berpendidikan tinggi, bisa saja orang tersebut memang memiliki kepribadian yang baik secara alami, dan seseorang tersebut dapat mengendalikan dirinya sendiri sehingga dirinya dapat menimbulkan efek motivasi yang baik bagi dirinya.

Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam bahasa yunani yaitu “pedegogik” dapat diartikan sebagai ilmu menuntun anak. Orang Romawi mengartikan pendidikan sebagai educare yang artinya mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi yang dibawa semenjak lahir. Sedangkan dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah yang artinya mengolah,mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran,kemauan, dan watak, juga untuk mengubah kepribadian seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan berasal dari kata didik (mendidik) yaitu memelihara, memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan arti dari pendidikan itu sendiri adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan            ,proses perbuatan, cara mendidik.
Maka, bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menuntun manusia terhadap kedewasaan, juga untuk membentuk pola perilaku yang lebih baik dengan tindakan mengajarkan pelajaran, mengajarkan budi pekerti yang baik, dan mengajarkan kecerdasan pikiran dan pola perilaku.
Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Undur yang paling penting juga adalah, adanya orang yang membimbing (pendidik), subjek yang dibimbing (peserta didik), adanya interaksi antara peserta didik dan pendidik (interaksi eduktif), arah bimbingan ditujukan (kurikulum), dasar dan landasan pendidikan.
Tidak hanya pendidikan di lingkungan saja yang mendukung pola perilaku yang baik, tetapi pendidikan di lingkungan keluarga pun sangatlah penting bagi seseorang. Karena jika seseorang sudah memiliki potensi yang baik tetapi tidak adanya dukungan dari keluarga maka mungkin potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik di dalam diri seseorang. Dan lingkungan  keluarga juga adalah hal yang paling pertama untuk seseorang menirukan perilaku baik maupun buruk, jika berada pada lingkungan preman, pencopet dan sebagai macamnya, maka seorang anak pasti akan meniru perilaku layaknya seorang preman, seperti berbicara dengan bahasa kasar, mencopet, dan lain-lain. Tetapi, jika seorang anak berkembang di lingkungan yang baik dan mendukung, maka anak tersebut akan terbawa terhadap hal-hal yang bersifat positif. Maka peran keluarga pun sangatlah penting bagi pembentukan karakter dan perilaku, termasuk ayah. Seorang ayah juga harusnya tidak hanya menyibukan diri dengan pekerjaan saja lalu tanggung jawab mengenai anak diserahkan kepada ibunya. Tapi, seorang tingkah laku seorang ayah juga sangat berpengaruh besar di dalam kehidupan keluarga, begitu pun juga peran ibu.

Kepribadian dan Gaya Bahasa
Kepribadian dalam bahasa Roma adalah “persona”, yang secara artinya adalah bagaimana seseorang tampak pada orang klain bukan sebenarnya. Berdasrkan definisi all port dapat disimpulkan bahwa ialah susunan-susunan  atau sistem psikofisik yang dinamai di dalam diri suatu individuyang unik terhadap lingkungan.
Unsur kepribadian adalah pengetahuan, yaitu nerawal dari cara pemikiran yang rasional yang berisi pemahaman, fantasi, dan pengalaman berbagai macam hal, yang diperolehnya dari lingkungan yang ada disekitarnya. Semua itu direkan sedikit demi sedikit dan semakin lama akan semakin ia ungkapkan dalam bentuk perilakunya terhadap masyarakat
Unsur perasaan, suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang dapat menghasilkan penilaian positif atau negatifterhadap suatu atau peristiwa tertentu. Perasaan bersifat subjektif, sehingga setiap orang dapat memberikan penilaian yang berbeda-beda terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.
Unsur dorongan naluri, yaitu kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik bersifat jasmani atau rohani. Ada tujuh macam dorongan naluri yaitu, untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia, meniru tingkah laku sesamanya, berbakti, keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
Gaya bahasa menurut Slamet Muljana adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati seseorang, yang menimbulkan perasaan tertentu di dalam hati pembaca. Maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah bagaimana cara seseorang berbicara terhadap lawan bicara yang dapat menimbulkan efek tertentu pada lawan bicara, bisa sedih,senang,atau terkejut. Maka, menurut penjelasan pada bagian-bagian sebelumnya, bahwa pendidikan dan kerpibadianlah yang menentukan dan menunjukan bagaimana karakter seseorang. Jika pendidikan dan kepribadian seseorang adalah baik, maka gaya bahasa dan berbicara yang digunakan pun adalah bahasa yang baik. Namun akan menjadi sebaliknya jika seseorang tersebut tidak memiliki kepribadian dan pendidikan yang tidak terlalu baik. Jadi gaya bahasa dapat mencerminkan bagaimanakah perilaku kita untuk melakukan seseorang. Jika seseorang baik dalam berbahasa, tapi tidak pandai berbicara, mungkin mereka bisa menyalurkannya melalui puisi, karena kewat puisi, seseorang bisa mengatakan apa saja yang mungkin tidak bisa dia ungkapkan di luar puisi, maka semakin baik seseorang dalam berbahasa akan semakin indah pula karyanya.

Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas, menyimpulkan bahwa, banyaknya faktor yang membuat seseorang menjadi tidak baik dalam berbahasa, dan dalam ber perilaku. Diantaranya ada faktor keluarga,lingkungan, sekolah, teman sebaya dan teman bermain, dan lain-lain. Tetapi kita sebagai warga negara Indonesia, patutlah mencoba untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar di dalam kehidupan sehari-hari. Karena, melalui gaya berbahasa dan pola perilaku dapat mencerminkan bagaimana karakter dan kepribadian kita. Dengan belajar menggunakan bahasa yang baik dan benar juga, kita akan terbiasa untuk menggunakan kata-kata dan berbicara dengan baik. Kita juga akan termotivasi dan belajar untuk membentuk kepribadian kita menjadi lebih baik lagi. Namun, sebagai manusia yang berbudi pekerti, kita jangan terburu-buru untuk memberi penilaian terhadap orang dengan tidak ada bukti. Misalnya, seseorang yang berasal dari lingkungan yang buruk, mungkin kita sempat untuk curiga, tetapi kita harus tetap berpikir positif karena tidak semua orang memiliki sifat yang sama dengan lingkungannya. Buanglah pikirn negatif jauh-jauh. Mulailah menjalani hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita, karena berhubungan yang  baik dengan banyak orang akan membuat pribadi kita menjadi pribadi yang positif. Walaupun mungkin kita bisa berpura-pura untuk berbaik hati, tetapi sesungguhnya, kepribadian adalah alami dari dalam diri seseorang.

Penutup
Demikian jurnal yang telah saya susun ini semoga jurnal ini dapat bermanfaat untuk siapapun yang membacanya, dan membutuhkannya. Saya sadar bahwa jurnal ini belum sempurna, maka untuk itu segala kesalahan dan kekurangan dalam jurnal ini, saya mohon maaf, saya mengaharpkan dan menerima kritik juga saran dari para pembaca untuk membuat jurnal ini dapat menjadi jurnal yang lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
Hidayat,Dewi Sari. Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak. [Online]. Tersedia: https://www.slideshare.net/mobile/dianastandjung/pengaruh-pendidikan-keluarga-terhadap-keprbadian. [05 Januari 2015].
Lubis, Ibrahim dan Kompi Ajaib. (2012). 7 definisi pendidikan menurut para ahli. [online]. Tersedia: https://7.topranking.blogspot.com/2013/02/07-definisi-pendidikan-menurut-para -ahli.html?m=1.[05 Januari 2015].
Arif, Mafi. (2012). Pengertian pendidikan secara etimologi dan epistemologi. [online]. Tersedia: https://nyu18.blogspot.com/2012/05/pengertian-pendidikan-secara-etimologi.html?m=1. [05 Januari 2015].
Astutik, Endang. (2013). Pendidikan dan unsur-unsur pendidikan. [online]. Tersedia:  
Hasim, Irvan Noor. Pengertian Gaya Bahasa. [Online]. Tersedia: https://irvanfanorama.blogspot.com/2013/02/pengertian-gaya-bahasa.html?m=1 . [05 Januari 2015].
Pratama, Nandan dan Ringgar Kusumawati. (2014). Psikotes Itu Gampang.  Jakarta Selatan: PT.Lintas Kata.
Mardiyansyah, Dudi dan Irawan Senda. (2011). Keajaiban berperilaku positif. Jakarta Selatan: PT. Tangga Pustaka.
Gunaim, Adil Rasyad. (2006). A good personality. Jakarta Selatan: PT.Mizan Publika
Wijayanti, Lies. (2014). Mozaik, sebuah antologi puisi. Jogjakarta: Indie Book Corner.
Zarman, Wendi. (2011). Ternyata mendidik anak cara Rasullullah itu mudah & lebih efektif. Bandung: PT. KAWAHmedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar