PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP
CARA BERPERILAKU DAN GAYA BERBAHASA DI INDONEISA
Edithya Mianitasari
1400567
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DA SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstrak.
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting sekali bagi
manusia. Karena melalui pendidikan lah, sesorang bisa mencapai kesuksesan
dengan gelar yang cukup tinggi. Namun, gaya berbahasa dan pola perilaku yang
baik juga sangatlah dibutuhkan di dalam proses pendidikan. Yang dimaksud dengan
pendidikan disini artinya tidak hanya pendidikan di dalam lembaga-lembaga
tertentu saja, seperti sekolah, kampus, dan lain-lainnya, tetapi juga adalah
pendidikan yang kita dapatkan dari keluarga kita sendiri. Karena, kebiasaan di
dalam keluarga adalah hal yang paling pertama yang kita tiru sebelum kita
meniru perilaku orang lain. Bisa dibayangkan, jika seseorang lahir dan
berkembang di dalam keluarga yang tidak berpendidikan, seperti preman, copet,
dan lain-lain, mungkin sesorang tersebut akan mengikuti perilaku yang ada di
lingkungan preman tersebut seperti mencopet dan berbicara dengan bahasa kasar.
Tetapi, jika seseorang dibesarkan di dalam keluarga yang berpendidikan atau
lingkunga yang baik, kemungkinan besar gaya berbahasa, kepribadian, dan
perilakunya pun akan baik pula. Karena lingkungan adalah hal terpenting yang
harus diperhatikan dalam pembentukan karakter, karena sebuah lingkungan akan
membentuk karakter seseorang berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada
lingkungan tersebut, baik itu negatif maupun positif. Maka, pendidikan
sangatlah penting bagi kehidupan manusia, tidak hanya sebagai media untuk
pembentukan karakter dan kepribadian yang baik saja, karena pendidikan juga
sebagai penentu akan jadi apakah kita di masa depan nanti.
Kata
kunci: Pendidikan,
Lingkungan,Gaya Bahasa, Kepribadian, Perilaku
Pendahuluan
Berbicara
mengenai sifat dan kepribadian seseorang yang
berpendidikan, tentu saja bisa kita lihat dari berbagai macam aspek, bisa melalui
cara berpakainnya, body language, dan
yang terpenting adalah kita lihat dari cara seseorang itu berbahasa dari
bagaimana dia berbicara terhadap orang lain baikpun keluarganya sendiri, dan
yang terpenting juga adalah bagaimana pola perilaku dan cara
seseorang memperlakukan orang lain dan lingkungannnya. Mengapa? Iya
karena, pendidikan adalah suatu perangkat dengan mana kelompok sosial
melanjutkan keberadaannya memperbarui diri sendiri dan untuk mempertahankan
ideal-idealnya. Dan juga, sebagai proses perkembangan kecakapan seseorang dalam
bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Maka, semakin baik
pendidikan seseorang, maka akan semakin baik pula caranya berbicara dan berperilaku
terhadap orang lain. Tetapi, aspek tersebut tidak menekankan bahwa orang yang
bersifat dan berbicara baik adalah orang yang berpendidikan tinggi, bisa saja
orang tersebut memang memiliki kepribadian yang baik secara alami, dan
seseorang tersebut dapat mengendalikan dirinya sendiri sehingga dirinya dapat
menimbulkan efek motivasi yang baik bagi dirinya.
Pengertian
Pendidikan
Pendidikan dalam bahasa yunani yaitu “pedegogik” dapat
diartikan sebagai ilmu menuntun anak. Orang Romawi mengartikan pendidikan
sebagai educare yang artinya
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi yang dibawa semenjak
lahir. Sedangkan dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah yang artinya mengolah,mengubah kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran,kemauan, dan watak, juga untuk mengubah kepribadian
seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan berasal dari
kata didik (mendidik) yaitu memelihara, memberi latihan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan arti dari pendidikan itu sendiri adalah proses
pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan ,proses perbuatan, cara mendidik.
Maka, bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menuntun
manusia terhadap kedewasaan, juga untuk membentuk pola perilaku yang lebih baik
dengan tindakan mengajarkan pelajaran, mengajarkan budi pekerti yang baik, dan
mengajarkan kecerdasan pikiran dan pola perilaku.
Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek
kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Undur yang paling penting juga
adalah, adanya orang yang membimbing (pendidik), subjek yang dibimbing (peserta
didik), adanya interaksi antara peserta didik dan pendidik (interaksi eduktif),
arah bimbingan ditujukan (kurikulum), dasar dan landasan pendidikan.
Tidak hanya pendidikan di lingkungan saja yang mendukung
pola perilaku yang baik, tetapi pendidikan di lingkungan keluarga pun sangatlah
penting bagi seseorang. Karena jika seseorang sudah memiliki potensi yang baik
tetapi tidak adanya dukungan dari keluarga maka mungkin potensi tersebut tidak
akan berkembang dengan baik di dalam diri seseorang. Dan lingkungan keluarga juga adalah hal yang paling pertama
untuk seseorang menirukan perilaku baik maupun buruk, jika berada pada
lingkungan preman, pencopet dan sebagai macamnya, maka seorang anak pasti akan
meniru perilaku layaknya seorang preman, seperti berbicara dengan bahasa kasar,
mencopet, dan lain-lain. Tetapi, jika seorang anak berkembang di lingkungan
yang baik dan mendukung, maka anak tersebut akan terbawa terhadap hal-hal yang
bersifat positif. Maka peran keluarga pun sangatlah penting bagi pembentukan
karakter dan perilaku, termasuk ayah. Seorang ayah juga harusnya tidak hanya
menyibukan diri dengan pekerjaan saja lalu tanggung jawab mengenai anak
diserahkan kepada ibunya. Tapi, seorang tingkah laku seorang ayah juga sangat
berpengaruh besar di dalam kehidupan keluarga, begitu pun juga peran ibu.
Kepribadian dan Gaya Bahasa
Kepribadian dalam bahasa Roma adalah “persona”, yang
secara artinya adalah bagaimana seseorang tampak pada orang klain bukan
sebenarnya. Berdasrkan definisi all port dapat disimpulkan bahwa ialah
susunan-susunan atau sistem psikofisik
yang dinamai di dalam diri suatu individuyang unik terhadap lingkungan.
Unsur kepribadian adalah pengetahuan, yaitu nerawal dari
cara pemikiran yang rasional yang berisi pemahaman, fantasi, dan pengalaman
berbagai macam hal, yang diperolehnya dari lingkungan yang ada disekitarnya.
Semua itu direkan sedikit demi sedikit dan semakin lama akan semakin ia
ungkapkan dalam bentuk perilakunya terhadap masyarakat
Unsur perasaan, suatu keadaan dalam kesadaran manusia
yang dapat menghasilkan penilaian positif atau negatifterhadap suatu atau
peristiwa tertentu. Perasaan bersifat subjektif, sehingga setiap orang dapat
memberikan penilaian yang berbeda-beda terhadap peristiwa atau kejadian
tertentu.
Unsur dorongan naluri, yaitu kemauan yang sudah menjadi
naluri setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik bersifat jasmani
atau rohani. Ada tujuh macam dorongan naluri yaitu, untuk mempertahankan hidup,
seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia, meniru
tingkah laku sesamanya, berbakti, keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
Gaya bahasa menurut Slamet Muljana adalah susunan
perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati
seseorang, yang menimbulkan perasaan tertentu di dalam hati pembaca. Maka dapat
disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah bagaimana cara seseorang berbicara
terhadap lawan bicara yang dapat menimbulkan efek tertentu pada lawan bicara,
bisa sedih,senang,atau terkejut. Maka, menurut penjelasan pada bagian-bagian
sebelumnya, bahwa pendidikan dan kerpibadianlah yang menentukan dan menunjukan
bagaimana karakter seseorang. Jika pendidikan dan kepribadian seseorang adalah
baik, maka gaya bahasa dan berbicara yang digunakan pun adalah bahasa yang
baik. Namun akan menjadi sebaliknya jika seseorang tersebut tidak memiliki
kepribadian dan pendidikan yang tidak terlalu baik. Jadi gaya bahasa dapat
mencerminkan bagaimanakah perilaku kita untuk melakukan seseorang. Jika
seseorang baik dalam berbahasa, tapi tidak pandai berbicara, mungkin mereka
bisa menyalurkannya melalui puisi, karena kewat puisi, seseorang bisa
mengatakan apa saja yang mungkin tidak bisa dia ungkapkan di luar puisi, maka
semakin baik seseorang dalam berbahasa akan semakin indah pula karyanya.
Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas, menyimpulkan bahwa, banyaknya faktor
yang membuat seseorang menjadi tidak baik dalam berbahasa, dan dalam ber
perilaku. Diantaranya ada faktor keluarga,lingkungan, sekolah, teman sebaya dan
teman bermain, dan lain-lain. Tetapi kita sebagai warga negara Indonesia,
patutlah mencoba untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar di dalam
kehidupan sehari-hari. Karena, melalui gaya berbahasa dan pola perilaku dapat
mencerminkan bagaimana karakter dan kepribadian kita. Dengan belajar
menggunakan bahasa yang baik dan benar juga, kita akan terbiasa untuk
menggunakan kata-kata dan berbicara dengan baik. Kita juga akan termotivasi dan
belajar untuk membentuk kepribadian kita menjadi lebih baik lagi. Namun,
sebagai manusia yang berbudi pekerti, kita jangan terburu-buru untuk memberi
penilaian terhadap orang dengan tidak ada bukti. Misalnya, seseorang yang
berasal dari lingkungan yang buruk, mungkin kita sempat untuk curiga, tetapi
kita harus tetap berpikir positif karena tidak semua orang memiliki sifat yang
sama dengan lingkungannya. Buanglah pikirn negatif jauh-jauh. Mulailah
menjalani hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita, karena berhubungan
yang baik dengan banyak orang akan
membuat pribadi kita menjadi pribadi yang positif. Walaupun mungkin kita bisa
berpura-pura untuk berbaik hati, tetapi sesungguhnya, kepribadian adalah alami
dari dalam diri seseorang.
Penutup
Demikian jurnal yang telah saya susun ini semoga jurnal ini dapat
bermanfaat untuk siapapun yang membacanya, dan membutuhkannya. Saya sadar bahwa
jurnal ini belum sempurna, maka untuk itu segala kesalahan dan kekurangan dalam
jurnal ini, saya mohon maaf, saya mengaharpkan dan menerima kritik juga saran
dari para pembaca untuk membuat jurnal ini dapat menjadi jurnal yang lebih baik
lagi.
Daftar Pustaka
Hidayat,Dewi Sari. Pengaruh pendidikan
keluarga terhadap kepribadian anak. [Online].
Tersedia: https://www.slideshare.net/mobile/dianastandjung/pengaruh-pendidikan-keluarga-terhadap-keprbadian. [05 Januari 2015].
Lubis, Ibrahim dan Kompi Ajaib. (2012). 7 definisi pendidikan menurut para ahli.
[online]. Tersedia: https://7.topranking.blogspot.com/2013/02/07-definisi-pendidikan-menurut-para
-ahli.html?m=1.[05 Januari 2015].
Arif, Mafi. (2012). Pengertian
pendidikan secara etimologi dan epistemologi. [online]. Tersedia: https://nyu18.blogspot.com/2012/05/pengertian-pendidikan-secara-etimologi.html?m=1.
[05 Januari 2015].
Astutik, Endang.
(2013). Pendidikan dan unsur-unsur
pendidikan. [online]. Tersedia:
https://enddastutik.blogspot.com/2013/01/pendidikan-dan-unsur-unsur-pendidikan.html?m=1. [05 Januari 2015]
Hasim, Irvan Noor.
Pengertian Gaya Bahasa. [Online]. Tersedia: https://irvanfanorama.blogspot.com/2013/02/pengertian-gaya-bahasa.html?m=1
. [05 Januari 2015].
Pratama, Nandan dan Ringgar Kusumawati. (2014). Psikotes Itu Gampang. Jakarta Selatan: PT.Lintas Kata.
Mardiyansyah, Dudi dan Irawan Senda. (2011). Keajaiban berperilaku positif. Jakarta Selatan: PT. Tangga
Pustaka.
Gunaim, Adil Rasyad. (2006).
A good personality. Jakarta Selatan: PT.Mizan Publika
Wijayanti, Lies. (2014).
Mozaik, sebuah antologi puisi. Jogjakarta: Indie Book Corner.
Zarman, Wendi. (2011).
Ternyata mendidik anak cara Rasullullah itu mudah & lebih efektif.
Bandung: PT. KAWAHmedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar