Pengaruh Penggunaan Kata Bahasa
Asing yang Disisipkan Dalam Percakapan Sehari-hari
Oleh
Iqbal Bagaskara Pratama
1400535
Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis tentang
maraknya penggunaan kata asing yang khususnya dilakukan oleh anak-anak
ataupun remaja di jaman sekarang, dan
juga mengenai dampak yang terjadi akibat fenomena ini.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yakni dengan meneliti dokumen elektronik mengenai penggunaan
kata bahasa asing dalam percakapan sehari-hari. Tidak hanya itu, untuk
memperkuat penelitian ini penulis melakukan percakapan langsung dengan beberapa
orang yang dianggap berpengaruh kuat dalam konteks pembahasan jurnal ini.
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari
kita tidak dapat dilepaskan dari pengaruh dunia luar, khususnya dunia barat,
baik dari segi gaya hidup, style, sampai pada penggunaan bahasanya. Oleh karena
itu, tidak jarang ditemukan sebuah fenomena di mana seseorang cenderung
menggunakan kosakata-kosakata bahasa asing daripada bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa asing dalam
masyarakat ada dua macam. Pertama adalah bahasa asing yang telah dibakukan oleh
Pusat Bahasa, dan kedua adalah bahasa asing yang belum dibakukan.
Apabila sesorang menggunakan bahasa
asing yang telah dibakukan seperti pada kata atom, vitamin, unit dsb., tentunya
ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi padanan dalam
bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan
bahasa asing yang belum dibakukan, ini menjadi suatu ancaman terhadap bahasa
kita tercinta ini.
Dalam kenyataannya pengguna bahasa
Indonesia yang menggunakan bahasa asing dalam kegiatan berbahasanya disebabkan
dari beberapa faktor, antara lain gengsi, kebiasaan, pergaulan, gaya berbahasa
agar terkesan “wah”, dsb. Jelas, alasan ini merupakan dampak yang negatif dan
menjadi suatu ancaman bagi bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain ada dampak
positif dalam penggunaan bahasa asing yang belum dibakukan ini terhadap
kegiatan berbahasa secara umum.
Bahan dan Metode
Dalam menulis jurnal
ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui penelitian dokumen dan
percakapan langsung dengan beberapa mahasiswa. Penulis akan meneliti dan
merangkum dari sumber sesuai dengan kemampuan penulis dan sumber – sumber data
yang penuis gunakan.
Hasil
Dari beberapa orang,
mereka tidak luput menggunakan kata bahasa asing. Beberapa dari mereka
menyisipkan kata bahasa asing di kalimat permintaan maaf, ada juga yang
menyisipkan saat memberikan konfirmasi kedatangan atau posisinya, ada juga yang
memberikan informasi tentang keadaan ponselnya, menyebutkan nama tempat dan
makanan yang berasal dari luar negeri sudah sering menggunakan bahasa asing,
bahkan ada yang menggunakan kata sisipan yang tidak terdapat dalam Bahasa
Indonesia. Ada juga yang menyisipkan bahasa asing dalam proses jual-beli
(biasanya secara tidak langsung), ada yang mengaku dengan menyisipkan bahasa
asing mempersingkat percakapan karena umumnya kata bahasa asing lebih pendek
dari kata bahasa Indonesia dan jika katanya disingkat lebih enak didengar.
Walaupun intensitas
penggunaannya tidak terlalu sering, tetapi variasi bahasa yang dilakukan sudah
dianggap lumrah bagi mereka. Menurut keterangan mereka, mereka mengaku
meyisipkan kata bahasa asing membuat mereka lebih mudah berinteraksi karena
bahasa asing yang digunakan memang bahasa yang tidak baku dan beberapa bahasa
tersebut merupakan kata yang disingkat seperti otw, ol, cod, dll.
Pembahasan
Dalam percakapan simple
misalnya, “Bal, ke kantin beli snack buat
nunggu waktu kosong yu!” Dalam kalimat itu terdapat
kata asing, yaitu kata snack, kata itu merupakan istilah asing yang cenderung
dipakai dalam kehidupana sehari-hari yang merujuk kepada “makanan ringan”, atau
saat jual beli secara tidak langsung misalnya, “Pak, kalau cod apakah bisa?” Dalam kalimat tersebut terdapat istilah asing,
yaitu cod atau cash on delivery, kata tersebut artinya membayar secara langsung
tanpa perantara.
Dari kedua contoh diatas dapat dikatakan
bahwa menggunakan kata asing dalam memudahkan percakapan, karena tuturan kata
asing terasa lebih akrab saat diucapkan dibandingkan dengan padanan bahasa
Indonesianya.
Penggunaan kata bahasa asing yang disisipkan
dapat memberikan kesan terhadapa lawan bicara bahwa si pembicara terlihat
cerdas karena dapat menguasai bahasa asing. Akan tetapi tidak jarang pula orang
yang melakukan kesalahan karena menyisipkan kata bahasa asing di kalimat yang
tidak seharusnya. Misalnya, “Bentar lagi aku otw ya.” Makna otw atau on the way adalah “dalam perjalanan” sehingga penggunaan
katanya kurang tepat, seharusnya dia menggunakan kata yang merujuk kepada
”berangkat”. Hal ini tidak jarang terjadi dan ini jika dibiarkan bisa bersifat
terus menerus sehingga kata asing on the
way akan diangggap diartikan sebagai “berangkat”.
Walaupun begitu, kebanyakan kata asing
yang digunakan bukan merupakan kata yang sudah dibakukan sehingga hal ini bisa
menjadi ancaman terhadap bahasa Indonesia sendiri, karena lambat laun
masyarakat mulai menggunakan kata asing ini dan meninggalkan bahasa Indonesia
sehingga bisa jadi kedepannya bahasa Indonesia sudah tidak murni karena terlalu
banyak kata serapan. Mungkin saja dua puluh tahun kedepan bahasa Indonesia
hanya setengah masyrakat.
Kesimpulan
Peran penggunaan kata bahasa asing yang
disisipkan dalam percakapan sehari-hari cukup besar karena sebagian masyarakat
khususnya remaja mulai membiasakan diri menggunakan kata asing karena kata
asing ini terasa lebih akrab dan jika dibiarkan bisa menimbulkan ancaman
terhadap bahasa Indonesia sendiri.
Daftar Pustaka
1.
Bahasa, Rubrik, 2012, Dampak
Positif Penggunaan Kosakata Asing,
( http://rubrikbahasa.wordpress.com/2010/12/15/dampak-positif-penggunaan-kosakata-asing/diakses pada 4
Januari 2015 )
2.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
3.
Redaksi
TransMedia. 2010. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indoensia. Jakarta: TransMedia
Pustaka.
4.
Smith,
Michael, dan Anna Hadiwinata. 2008. Kamus Slang & Idiom Bahasa Inggris
Inggris-Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
5.
Oxford.
2008. Oxford Learner’s Pocket Dictionary , Fourth Edition (Paperback). Oxford:
Oxford University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar