PERBANDINGAN
BAHASA GAUL DI KALANGAN REMAJA PADA TAHUN 2001 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
Bagus Andriansyah Ramadan (1406422)
Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas
Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Bahasa Gaul atau yang dikenal juga sebagai
Bahasa Prokem dan Bahasa Slang, adalah bahasa Indonesia nonstandar yang awalnya
muncul di Betawi tahun 1970-an. Awalnya bahasa ini digunakan di antara para
prokem (preman), sehingga disebut bahasa prokem. Bahasa ini tidak memperhatikan
tata bahasa, dan sangat ekspresif.
Sekitar tahun 2001, bahasa ini
banyak dikembangkan. Banyak kelompok-kelompok tertentu yang mengembangkan
bahasa ini dan menciptakan beberapa bahasa baru agar orang lain tidak mengerti apa
yang kelompoknya bicarakan. Sampai muncullah Kamus Bahasa Gaul karangan Debby
Sahertian yang akhirnya menyosialisasikan bahasa gaul khusus kepada masyarakat
umum.
Kata
kunci: Bahasa gaul, digunakan
Pendahuluan
Bahasa gaul
sebenarnya agak tidak disenangi oleh beberapa kalangan, karena bahasa tersebut
dianggap merusak dan mengancam eksistensi bahasa baku Indonesia sendiri. Namun
pada kenyataannya, banyak bahasa gaul yang dikaji ulang oleh para ahli bahasa
di Indonesia sehingga akhirnya menjadi bahasa resmi di Indonesia. Sebagai
contoh adalah kata “jomblo” yang mengartikan seseorang yang belum mempunyai
pasangan.
Bahasa gaul
memang berawal dari bahasa Betawi, namun seiring perkembangannya banyak juga
bahasa-bahasa daerah lain dan bahkan bahasa asing yang turut mempengaruhi.
Sebagai contoh dari bahasa Sunda diserap kata “garing” yang artinya tidak lucu,
“gandeng” yang artinya berisik dan “balik” yang artinya pulang. Contoh dari
bahasa asing adalah berupa singkatan-singkatan seperti “LOL (Laughing Out
Loud)” yang mengekspresikan tertawa terbahak-bahak akan suatu hal dan “KEPO
(Knowing Every Particular Object)” yang menggambarkan seseorang yang ingin tahu
secara detil akan suatu hal.
Di tahun 2001,
banyak kelompok yang mengembangkan bahasa-bahasa gaul ini dan kemudian
menciptakan bahasa baru. Hal ini sengaja dilakukan agar orang lain tidak
mengerti apa-apa yang mereka bicarakan, agar mereka dapat dengan bebas
membicarakan hal yang bersifat sensitif. Tentunya hal ini sangat berbeda dengan
fungsinya pada saat ini. Saat ini bahasa gaul lebih digunakan sebagai bahasa
percakapan sehari-hari di kalangan remaja. Mungkin sedikit merusak, namun hal
ini sebenarnya mempermudah mereka para remaja dalam berkomunikasi, mengingat
betapa ekspresifnya bahasa gaul itu.
Berdasarkan
paparan di atas, maka masalah yang akan dibahas difokuskan dalam penggunaan
bahasa gaul tahun 2001 sampai tahun 2014 di kalangan remaja saja. Adapun
masalah yang akan dibahas adalah berupa perbandingan penggunaan bahasa gaul di
tahun 2001 sampai dengan tahun 2014.
Metode yang saya
gunakan untuk meneliti hal ini adalah metode deskripsi berdasarkan realita yang
terjadi di sekitar saya.Karena bahasa adalah sesuatu yang nyata yang terjadi di
antara masyarakat sekitar kita.
Manfaat yang
diharapkan adalah semoga para remaja dapat mengetahui asal-usul bahasa gaul
sehingga tidak asal menggunakannya saja. Dan juga diharapkan dapat dengan lebih
bijaksana menggunakannya, mengingat keberadaan bahasa gaul memang sedikit
mengancam bahasa baku Indonesia.
Pembahasan
Seperti yang
saya paparkan di atas, bahasa gaul atau bahasa slang pada tahun 2001 lebih
digunakan di kelompok tertentu saja. Hal ini disebabkan karena
kelompok-kelompok tersebutlah yang mengembangkan bahasa gaul dan kemudian
menciptakan kata-kata baru yang tidak dimengerti orang lain. Hal ini bertujuan agar mereka dapat dengan bebas
mengobrol sesuatu yang sensitif atau mengarah kepada rahasia.
Hal ini dapat terlihat dari beberapa sinetron yang
menggambarkan kehidupan remaja pada zaman tersebut. Terutama pada sinetron yang
dibintangi oleh salah satu pelopor bahasa gaul di Indonesia, Debby Sahertian.
Di beberapa sinetronnya seperti “Lenong Rumpi”, “Keluarga Van Danoe”, “Be-Lajang”,
“Saling Silang”, “Hitam dan Putih”, “Gengsi Gede-Gedean” ataupun “Rocker Geto
Loch”, saya mendapati bahwa dirinya menggunakan beragam bahasa gaul yang agak
sulit dimengerti orang-orang. Hal ini membuat orang bertanya-tanya tentang apa
yang sebenarnya Debby bicarakan.
Karena banyak orang yang penasaran akan apa saja arti
dari bahasa gaul yang Debby seringkali bicarakan dalam sinetronnya, maka beliau
pun merilis buku Kamus Bahasa Gaul. Hal inilah yang akhirnya menjadi titik
tolak bahasa gaul untuk dijadikan alat komunikasi sehari-hari, terutama di
kalangan remaja. Alasannya karena bahasa gaul itu mudah, ekspresif dan memiliki
gaya tersendiri.
Tahun 2002, bahasa gaul mulai banyak diterapkan di
berbagai film remaja Indonesia.
Bahasa gaul dianggap memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan bahasa-bahasa
yang lain. Bahasa gaul dapat berupa singkatan, akronim,
kosa kata, struktur kalimat, dan intonasi. Selain itu, bahasa gaul (terutama akronim) juga banyak digunakan di SMS (Short
Message Service) karena keterbatasan karakter yang bisa diketik dalam SMS.
Adanya fitur SMS
juga dapat dikatakan sebagai akar lahirnya bahasa alay yang tidak memperhatikan
EYD dan penulisan huruf. Orang-orang dapat dengan bebas membentuk kata yang
mereka maksud menggunakan gabungan angka dan huruf yang dapat
menyerupai/menggambarkan kata yang dimaksud.
Di tahun 2003-2004, banyak remaja calon penyiar radio atau VJ (video
jockey), yang mengembangkan kemampuan berbahasa gaul. Hal ini dikarenakan
seorang penyiar/presenter muda harus komunikatif dan dapat menarik banyak
pendengar/penonton.Di tahun inilah Indonesia banyak
melahirkan presenter-presenter muda yang berbakat.
Di tahun 2005,
bahasa gaul menjadi hal menarik untuk diperbincangkan sehingga digelarlah acara
diskusi dengan tema “Bahasa Slang, Bahasa Gaul dalam Dinamika Bahasa Indonesia
dan Bahasa Asing” di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Di tahun ini
juga bahasa gaul semakin banyak digunakan oleh orang-orang karena dianggap “bahasa
kota”, sehingga yang tdiak mengikutinya dianggap “ketinggalan zaman”.
Tahun 2006,
adalah tahun lahirnya kata “lebay” yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang
berelebihan.Kata ini banyak digunakan oleh remaja, diterapkan di film-film dan
di beberapa acara reality show.Kata ini banyak dipopulerkan oleh presenter
Raffi Ahmad dan Olga Syahputra.
Tahun 2008,
akhirnya banyak dari bahasa gaul yang dimasukkan ke dalam kosakata bahasa
Indonesia di Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehingga kosakata bahasa Indonesia
semakin kaya. Selain itu, bahasa gaul juga mulai diterapkan pada lagu-lagu
Indonesia. Salah satu pelopornya adalah Dewiq lewat lagunya yang berjudul
“Bete” dimana ia berkolaborasi dengan Indra Bekti.
Tahun 2009,
bahasa gaul diperkenalkan ke Australia melalui buku yang ditulis oleh pasangan
Nick Molodysky dan Karina Santoso. Diketahui mereka pernah menimba ilmu bersama
di University Of Sydney, sehingga Nick banyak belajar mengenai bahasa gaul
darinya. Terlebih lagi, Nick memang mengambil jurusan Bahasa Indonesia. Di
sinilah bahasa gaul Indonesia semakin banyak dikenal, bahkan sampai ke luar
negeri.
Di tahun 2010,
bahasa gaul banyak digunakan di berbagai sosial media seperti Facebook dan
Twitter, seiring dengan munculnya kedua sosial media tersebut. Banyak lahir
pula kata-kata gaul yang berupa singkatan-singkatan seperti “BFF (Best Friend
Forever)”, “TGIF(Tank God It’s Friday)”, “BTW (By The Way)”, OTW (On The Way), dll.
Di tahun ini juga kata “alay” dan “lebay” menjadi lebih populer karena banyak digunakan.Terlebih
lagi memang banyak penggunaan bahasa alay di sosial media yang saya sebutkan
tadi.
Di tahun
2012-2013, banyak bermunculan kata-kata baru yang semakin menambah lengkap
dunia bahasa gaul. Diantaranya ada kata “Loe, Gue, End!” yang menyatakan
berakhirnya hubungan diantara kedua orang, “Baryaw (Sabar ya)”, “Metyaw
(Selamat ya)”, “PHP (Pemberi Harapan Palsu)”, “Harkos (Harapan Kosong)”,
“Nyepik (berbicara, plesetan ‘speak’ ditambah Nye-)”, “Kamseupay (Kampungan
Sekali Udik Payah)”, “Gaje (Gak Jelas)”, “Woles (Selow, plesetan ‘slow’)”,
“Ucul (Lucu)”, “Unyu (Imut)”, “Prikitiw (bunyi siul jail)”. Semakin bergama
sekali perkembangannya, ada yang berupa singkatan, akronim, kebalikan,
ekspresi, dll. Dan semuanya digunakan di sosial media dan dalam percakapan
sehari-hari pula, sehingga terkadang orang tua yang berada di sekitar remaja yang
sedang menggunakan bahasa gaul, tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan
mereka. Sekilas hampir kembali kepada fungsi di tahun 2001, hanya saja di sini cakupan
kelompok yang mengerti dengan yang tidak mengerti bahasa gaul lebih luas,
kelompok remaja dan kelompok orang tua. Secara tidak langsung, kelompok remaja
menggunakan bahasa yang sulit dimengerti oleh kelompok orang tua.
Di tahun 2014,
masih tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya, namun seperti biasa semakin
bertambah kosakatanya. Diantaranya “Ciyus? Mi Apah (Serius, Demi Apa?)”, “LDR
(Long Distance Relationship)” yang menyatakan hubungan jarak jauh, “Hoax
(Berita palsu)”, “KEPO (Knowing Every Particular Object)” yang menyatakan
seseorang yang ingin tahu segalanya, “Cabe-cabean (perempuan nakal yang senang
nongkrong di jalan)”, Terong-terongan (versi laki-laki dari ‘cabe-cabean’)” dan
“GWS (Get Well Soon)” yang sama saja artinya dengan “Semoga Lekas Sembuh”. Dan
begitulah, bahasa gaul menjadi alat komunikasi remaja namun bukan orang tua.
Penutup
Bahasa gaul terlihat berbeda fungsinya di dari tahun 2001 sampai tahun 2014, namun sebenarnya sama, hanya saja cakupannya lebih luas. Di tahun 2001, bahasa gaul hanya dimengerti oleh kelompok tertentu yang sudah mengembangkannya, tidak terbatas usia tua maupun muda. Di tahun 2014, bahasa gaul memang dijadikan alat komunikasi umum di antara para remaja, sehingga seolah-seolah seluruh orang mengerti. Namun ternyata ada satu kubu yang cukup besar yang tidak mengerti dengan bahasagaul, yaitu golongan orang tua yang kebanyakan tidak mengetahui dan tidak pula mengembangkan ataupun mempelajari bahasa gaul.
Bahasa gaul terlihat berbeda fungsinya di dari tahun 2001 sampai tahun 2014, namun sebenarnya sama, hanya saja cakupannya lebih luas. Di tahun 2001, bahasa gaul hanya dimengerti oleh kelompok tertentu yang sudah mengembangkannya, tidak terbatas usia tua maupun muda. Di tahun 2014, bahasa gaul memang dijadikan alat komunikasi umum di antara para remaja, sehingga seolah-seolah seluruh orang mengerti. Namun ternyata ada satu kubu yang cukup besar yang tidak mengerti dengan bahasagaul, yaitu golongan orang tua yang kebanyakan tidak mengetahui dan tidak pula mengembangkan ataupun mempelajari bahasa gaul.
Ada sebagian
golongan yang kurang menyukai perkembangan bahasa gaul dengan alasan akan
mengancam eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri. Padahal sebetulnya ada sisi
positif dari bahasa gaul. Karena bahasa ini cenderung langsung mengarah kepada
inti dan ekspresif, sehingga dapat menggantikan kata-kata lama di bahasa
Indonesia sebenarnya sulit untuk mengungkapkan hal yang dimaksud atau kurang
mengena pada hal yang dimaksud. Itulah alasan mengapa akhirnya sebagian besar
dari bahasa gaul dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008.
Dan kepada para
remaja saat ini, sebaiknya gunakanlah bahasa gaul berimbang dengan bahasa baku
Indonesia. Dengan begitu, penggunaan bahasa gaul tidak akan mengancam
eksistensi bahasa Indonesia, karena dengan begitu bahasa baku Indonesia tidak
akan terlupakan. Adalah sebuah hal yang baik mengkreasikan/mengembangkan bahasa
gaul, mengingat keuntungannya yang telah memberikan banyak kosakata baru di
Indonesia, namun tetap saja kita sebagai warga negara Indonesia, sesuai dengan
Sumpah Pemuda tahun 1928 yang isinya adalah berbahasa satu bahasa Indonesia.
Artinya, mau tidak mau kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sebagai bahasa persatuan kita Warga Negara Indonesia.
Selain itu,
orang tua juga seharusnya memiliki kemauan untuk mengetahui dan mempelajari
bahasa gaul yang sedang marak saat ini. Agar orang tua dapat mengerti dan tidak
ada kesenjangan antara golongan remaja dan orang tua.Karena warga negara
Indonesia itu mencakup seluruhnya, tidak terkotak-kotak menjadi golongan remaja
dan orang tua. Lagi pula, golongan orang tua dapat membantu mengkaji bahasa
gaul agar dapat ditambahkan pada kosakata bahasa Indonesia. Orang tua juga
dapat membantu membimbing golongan remaja dalam penggunaan bahasa gaul.
Pustaka Acuan
Alwynni,
Noval. (2014). “Keluaraga Van Danoe”.
[Online]. Tersedia: https://www.youtube.com/user/novalwynni/videos yang diakses pada 29 Desember 2014.
Australia, ABC Radio.
(2014). “Bahasa Gaul Indonesia
Diperkenalkan ke Australia Lewat Buku”.[Online]. Tersedia: http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-09-18/bahasa-gaul-indonesia-diperkenalkan-ke-australia-lewat-buku/1369671
yang diakses pada 1 Januari 2015.
Ernawati, Nuke. (2014).
“Media Sosial Gunakan Bahasa Gaul Masa
Kini”.[Online]. Tersedia: http://pesisirnews.com/view/Sosial/1370/Media-Sosial-Gunakan-Bahasa-Gaul-Masa-Kini.html
yang diakses pada 1 Januari 2015.
Grafura,
Lubis. (2006). “Pemakaian Bahasa Gaul
dalam Film Renmaja Indonesia”. [Online]. Tersedia: http://lubisgrafura.wordpress.com/2006/09/12/pemakaian-bahasa-gaul-dalam-film-remaja-indonesia/
yang diakses pada 29 Desember 2014.
Muhammad, Atqo. (2010). “Perkembangan
Bahasa Gaul di Indonesia”.[Online]. Tersedia: http://atqomohammed.blogspot.com/2010/03/perkembangan-bahasa-gaul-di-indonesia.html yang diakses pada 1 Januari 2015.
Nyunyu.(2012). “Bahasa Gaul Anak
Zaman Sekarang”.[Online]. Tersedia: http://www.nyunyu.com/main-article/detail/bahasa-gaul-anak-zaman-sekarang#.VKcov6AYviQ yang diakses pada 3 januari 2015.
Purkon, Ujang. (2014). “Kamus Gaul
Terbaru dan terlengkap 2014”.[Online]. Tersedia: http://tutulisanku.blogspot.com/2013/11/kamus-gaul-terbaru-dan-terlengkap-2014.html yang diakses pada 3 Januari 2015.
Putra, Bayu Chandra. (2013). “Bahasa
Gaul dari Tahun 80’an Sampai Sekarang”.[Online]. Tersedia: http://bayucp.blogspot.com/2013/10/bahasa-gaul-dari-tahun-80an-sampai.html yang diakses pada 1 Januari 2015.
Saleh, Chairul. (T. Th.). “Bahasa
Gaul Gitu Looh...”.[Online]. Tersedia: http://pelitaku.sabda.org/bahasa_gaul_gitu_looh yang diakses pada 1 Januari 2015.
Tn.
(2008). “Debby Meluncurkan Buku Kamus
Gaul”. [Online]. Tersedia: http://www.citraku.com/hiburan/selebritis/2008/12/5191/Debby-Meluncurkan-Buku-Kamus-Gaul
yang diakses pada 29 Desember 2014.
Tn.
(2010). “Perkembangan Bahasa Indonesia
dari Tahun 2003 Sampai Sekarang”. [Online]. Tersedia: http://41215c4l177.wordpress.com/2010/09/29/perkembangan-bahasa-indonesia-dari-tahun-2003-sampai-sekarang/
yang diakses pada 29 Desember 2014.
Tn. (2013).“Kata Kata Gaul dan Alay
Terbaru”.[Online]. Tersedia: http://www.dhecaulza.com/2012/12/kata-kata-gaul-dan-alay-terbaru.html yang diakses pada 3 Januari 2015.
Tn.
(2014). “Bahasa gaul”. [Online].
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_gaul yang diakses pada 29 Desember 2014.
Tn.
(2014). “Bahasa prokem”. [Online].
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem yang diakses pada 29 Desember 2014.
Tn.
(2014). “Debby Sahertian”. [Online].
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Debby_Sahertian yang diakses pada 29Desember 2014.
Tn.
(2014). “Kata pada Bahasa
Gaul Terpopuler 2014”.
[Online]. Tersedia: http://www.arenasahabat.com/2013/10/bahasa-gaul-paling-populer.htmlyang diakses pada 1 Januari 2015.
https://royalfluzh88.blogspot.com/
BalasHapushttps://royalplus88.blogspot.com/
Nonton Bokep Terbaru Jav
Nonton Bokep Full HD
Nonton Bokep Indonesia Artis
Nonton Bokep JAV HD
Cewek SMA DiSodokMemek Nya Berdarah
Nonton Bokep Terbaru
Agen Poker Online No 1
Royalflush88 Agen Poker Terbaik
Agen Poker Royalflush88 Daftar Disini
Agen Bola Online No 1 Terbaik
Bokep Orang Rekaman Pribadi
Film Bokep Ngintip
Nonton Bokep Rekaman Cctv
Nonton bOKEP Pelajar
Bokep Hentai
Nonton Bokep Janda STW
Agen Poker Online No 1
Royalflush88 Agen Poker Terbaik
Agen Poker Royalflush88 Daftar Disini
Agen Bola Online No 1 Terbaik