KEMIRIPAN
ATAU KEDEKATAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MINANGKABAU
Arviand Gunadi Putera (1400699)
ABSTRAK
Dalam mengkaji bahasa, banyak hal yang dapat
dipelajari dan didalami, seperti mengkaji kemiripan dua bahasa. Contohnya
mengkaji kemiripan bahasa Indonesia dengan bahasa Minangkabau. Berdasarkan
beberapa aspek linguistik, dua bahasa ini menemui banyak kemiripan. Mulai dari
Fonologi, banyak ditemui kata-kata yang memiliki struktur bunyi yang sama.
Ditinjau dari Morfologi, bunyi dari kata timbul setelah telah melalui
penggabungan kata, dua bahasa ini juga memiliki kemiripan. Begitupun dari Sintaksis,
struktur dan gramatikal bahasanya juga memiliki kemiripan. Dalam dua bahasa
ini, banyak ditemui kata-kata yang memiliki kemiripan fonem. Kemiripan ini terjadi
bukanlah karena faktor ketidaksengajaan atau kebetulan, melainkan ada kaedah
bunyi yang mengatur sehingga bentuk katanya mirip. Walaupun terkadang ada
beberapa kata yang berubah secara bentuk dan bunyi pada bahasa Minangkabau,
namun perubahannya tidaklah terlalu jauh dari bahasa Indonesia.
Kata Kunci: kemiripan, bahasa Indonesia, bahasa
Minangkabau.
PENDAHULUAN
Bahasa adalah bahan kajian ilmiah yang unik.
Struktur dan sistematika bahasa yang berbeda dan juga ada kemiripan, membuat
bahasa menjadi bahan yang menarik untuk diteliti bagi setiap orang khususnya
bagi kalangan yang berkecimpung didunia linguistik.
Setiap negara memiliki bahasa negaranya sendiri,
bahkan didalam suatu negara, besar kemungkinan terdapat berbagai macam bahasa
daerah yang berbeda satu sama lainnya. Walaupun berbeda, namun terkadang ada
kemiripan antara bahasa nasional dengan bahasa-bahasa daerahnya. Begitupun di
negara Indonesia, ada kemiripan antara bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerahnya.
Salah satu bahasa daerah yang memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia adalah
bahasa Minangkabau, bahasa ibu masyarakat Sumatera Barat.
BAHAN
DAN METODE
Dalam meneliti kemiripan bahasa Indonesia dan bahasa
Minangkabau, penulis akan menggunakan aspek-aspek linguistik untuk mengetahui
kemiripan dua bahasa tersebut, aspek-aspek tersebut yaitu:
1. Struktur Fonologi
2.
Struktur
Morfologi
3.
Struktur
Sintaksis
4. Fonem
Dalam menulis jurnal ini, penulis menggunakan metode
penelitian Dokumen sebagai alat pengumpul data, baik dari yang tertulis maupun
yang elektronik. Penulis akan meneliti dan merangkum berbagai sumber
berdasarkan pengetahuan penulis dan sumber-sumber data yang penulis akan
gunakan.
HASIL
1.
Kemiripan
Struktur Fonologi
POLA
|
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
V/K/V
|
ada
|
ado
|
V/K/V/K
|
atap
|
atok
|
V/K/V/K/K
|
orang
|
urang
|
K/V/K/K/V
|
tentu
|
tantu
|
K/V/K/V/K/V
|
cerita
|
carito
|
K/V/K/V/K/V/K/K
|
belalang
|
bilalang
|
2.
Kemiripan
Struktur Morfologi
POLA
|
BAHASA
INDONESIA
|
BAHASA
MINANGKABAU
|
MT+MB
|
di- + buang : dibuang
ter- + lambat : terlambat
|
di- + campakan : dicampakan
ta- + lambek : talambek
|
MB+MT
|
pergi + lah : pergilah
enak + nya : enaknya
|
pai + lah : pailah
lamak + nyo : lamaknyo
|
MT+MB+MT
|
mem + busuk + lah : membusuklah
ter + balik + lah : terbaliklah
|
mam + busuak + lah : mambusuaklah
ta + baliak + lah : tabaliaklah
|
3.
Kemiripan
Struktur Sintaksis
S+P
|
Nyamuk terbang. (bahasa Indonesia)
Nyamuak tabang. (bahasa Minangkabau)
|
P+S
|
Makanlah dagingnya. (bahasa Indonesia)
Makanlah dagiangnyo. (bahasa Minangkabau)
|
S+P+K
|
Kami telah menari sejak dua tahun yang lalu.
(bahasa Indonesia)
Kami alah manari sajak duo tahun nan lalu. (bahasa
Minangkabau)
|
S+P+O+K
|
Anto sedang bermain bola dengan teman sekolahnya.
(bahasa Indonesia)
Anto sadang bamain bola jo kawan sakolahnyo.
(bahasa Minangkabau)
|
4.
Kemiripan Fonem
Fonem Tidak Berubah
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Alam
|
Alam
|
Baru
|
Baru
|
Dunia
|
Dunia
|
Garam
|
Garam
|
Bunyi
konsonan diakhir kata berubah menjadi fonem /K/
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Badut
|
Baduik
|
Belut
|
Baluik
|
Katup
|
Katuik
|
Lengkap
|
Langkok
|
Fonem
/A/ diakhir kata berubah menjadi fonem /O/
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Apa
|
Apo
|
Bila
|
Bilo
|
Gula
|
Gulo
|
Lupa
|
Lupo
|
Fonem
/E/ setelah huruf pertama berubah menjadi fonem /A/
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Besi
|
Basi
|
Keruh
|
Karuah
|
Pedih
|
Padiah
|
Telur
|
Talua
|
Fonem
/R/ diakhir kata dihilangkan
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Bakar
|
Baka
|
Kabar
|
Kaba
|
Lebar
|
Leba
|
Sabar
|
Saba
|
Fonem
/S/ diakhir kata berubah menjadi fonem /H/
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Kipas
|
Kipeh
|
Lepas
|
Lapeh
|
Pedas
|
Padeh
|
Perkakas
|
Pakakeh
|
Penyisipan
fonem /A/ setalah bunyi vokal diakhir kata
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Batik
|
Batiak
|
Busuk
|
Busuak
|
Lapuk
|
Lapuak
|
Patuh
|
Patuah
|
Penyisipan
fonem /I/ setelah bunyi vokal diakhir kata
BAHASA INDONESIA
|
BAHASA MINANGKABAU
|
Katup
|
Katuik
|
Kentut
|
Kantuik
|
Letus
|
Latuih
|
Patut
|
Patuik
|
PEMBAHASAN
Kemiripan antara bahasa Indonesia dengan bahasa
Minangkabau sangatlah dekat. Sebelum penulis memaparkan kemiripan bahasa
Indonesia dengan bahasa Minangkabau, penulis ingin menjelaskan terlebih dahulu
mengenai sejarah bahasa Indonesia yang ada sangkut-pautnya dengan bahasa
Minangkabau. Menurut hasil penelitian sejarah, bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu Kuno yang berbentuk kesusastraan atau tulisan. Hal tersebut
dibuktikan dengan ditemukannya prasasti-prasasti zaman Sriwajaya yang notabene
berbahasa Melayu Kuno. Wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya melebar hingga ke
daerah Minangkabau (Sumatera Barat). Penulis beranggapan bahwa hal ini membuat
bahasa Minangkabau memilik kemiripan dengan bahasa Indonesia, karena bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu Kuno.
Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, Fonologi
adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut
fungsinya. Secara Fonologi bahasa Indonesia dan bahasa Minangkabau memiliki
kemiripan yang cukup banyak. Seperti contoh berikut, kata ada (bahasa Indonesia) dengan kata ado (bahasa Minangkabau) secara Fonologi memiliki kemiripan, yaitu
sama-sama berpola /V/K/V/ (/Vokal/Konsonan/Vokal/).
Disisi Morfologi, dua bahasa ini juga memiliki
kemiripan. Kata
Morfologi berasal dari kata morphologie.
Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe
yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Bunyi [O] yang
terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul
diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur
pembentukannya itu, kata Morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Dalam Morfologi,
ada dua morfem yaitu Morfem Bebas dan Morfem Terikat. Contoh pola berikut akan
memperlihatkan kemiripan dua bahasa ini, ter-
+ balik + lah (bahasa Indonesia) dengan ta-
+ baliak + lah (bahasa Minangkabau). Kedua kata tersebut dikatakan mirip
secara Morfologi karena sama-sama
memiliki pola MT+MB+MT (Morfologi Terikat+Morfologi Bebas+Morfologi Terikat).
Kata Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”.
Jadi, secara etimologi berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat. Secara umum struktur Sintaksis terdiri dari susunan
Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K) yang berkenaan dengan
fungsi Sintaksis. Nomina, Verba, Ajektifa, dan Numeralia berkenaan dengan
kategori Sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan
peran Sintaksis. Secara Sintaksis, dua bahasa ini juga memiliki kemiripan, yaitu Anto sedang bermain bola dengan teman sekolahnya
(bahasa Indonesia), dengan Anto sadang
bamain bola jo kawan sakolahnyo (bahasa Minangkabau). Dua kalimat ini sama
memilik pola S+P+O+K (Subjek+Predikat+Objek+Keterangan).
Bahasa
Indonesia dan bahasa Minangkabau memiliki kemiripan fonem satu sama lainnya.
Ada yang memilik kemiripan struktur fonem dan ada juga yang berubah, namun
masih memiliki kemiripan. Terjadinya kesamaan struktur fonem ini disebabkan
karena struktur fonem kedua bahasa tersebut memang sama, dan juga karena adanya
kaedah lain yang mengatur sehingga tetap dikekalkan. Sedangkan kemiripan bentuk
kata dalam dua bahasa ini dengan makna yang serupa juga tidak terjadi begitu saja
dan bukan kerana faktor kebetulan. Kemiripan bentuk perkataan tersebut dapat
terjadi karena diatur oleh sejumlah kaedah bunyi dalam kedua-dua bahasa
tersebut sehingga tampaklah beberapa bentuk kata yang sama dan beberapa bentuk
yang mirip. Sebagai contohnya beberapa kata yang dari bahasa Indonesia berfonem
/A/ diakhir katanya, berubah menjadi fonem /O/. Lebih jelasnya kata apa (bahasa Indonesia) berubah menjadi apo (bahasa Minangkabau). Hal ini
disebabkan karena penutur bahasa Minangkabau terbiasa dalam mengucapkan fonem
/O/ dalam kesehariaannya, sehingga beberapa kata dari bahasa Indonesia secara
tidak sengaja berubah dan menyesuaikan dengan para penutur bahasa Minangkabau.
KESIMPULAN
Dikarenakan
bahasa Indonesia dan bahasa Minangkabau adalah bahasa yang serumpun, kedua
bahasa ini secara tidak sengaja banyak menemui kesamaan dan kemiripan dalam
struktur pembahasaannya. Walaupun terkadang ada beberapa kata yang berubah,
namun secara bentuk dan bunyi masih memiliki kemiripan. Setelah dikaji dari
beberapa aspek linguistik, kedua bahasa ini banyak menemui kemiripan. Dua
bahasa ini juga memiliki kesamaan fonem, hal ini disebabkan karena diatur oleh sejumlah kaedah bunyi dalam
kedua bahasa tersebut sehingga tampaklah beberapa bentuk kata yang sama dan
beberapa bentuk yang mirip.
DAFTAR
PUSTAKA
Aman, K. Rahim. (2011). “Hukum Bunyi dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa Makassar”. Jurnal
Melayu. 288-302.
Sandi, Su. “Fonologi”.
[Online]. Tersedia: http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/fonologi/. [04 Januari 2015].
Sandi, Su. “Morfologi”.
[Online]. Tersedia: http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/morfologi-2/. [04
Januari 2015].
Saragih, Ferdinaen.
(2008). “Pengertian Sintaksis”.
[Online]. Tersedia: http://sigodang.blogspot.com/2008/11/pengertian-sintaksis.html yang
direkam pada November 2008. [04 Januari 2015].
Puspita, Dian. (2013). “Morfologi Bahasa Indonesia II”. [Online]. Tersedia: http://dian-puspita-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-76325-Umum-MORFOLOGI%20BAHASA%20INDONESIA%20II.html yang direkam pada 02 April 2013. [03
Januari 2015].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar