Selasa, 06 Januari 2015

PENGGUNAAN BAHASA SUNDA YANG KURANG TEPAT DALAM PERCAKAPAN BAHASA INDONESIA SEHARI-HARI - VANIA KULTSUM SYABIRA (1406460)

Penggunaan Bahasa Sunda yang Kurang Tepat dalam Percakapan Bahasa Indonesia Sehari-hari

Vania Kultsum Syabira
.
.
.

NIM 1406460
Kelas 1A2
 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Prodi Bahasa dan Sastra Inggris
Fakultas Pendidikan Bahasa & Sastra
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Terdapat kesalahan bahasa yang sering kita jumpai dalam percakapan, banyak sekali orang Indonesia khusunya masyarakat Sunda yang menyisipkan kata atau kalimat berbahasa Sunda kedalam bahasa Indonesia. Hal ini sudah menjadi kebiasaan orang Sunda terutama dikalangan remaja, faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kata yang sering di ucapkan berulang-ulang sehingga hal ini menjadi suatu kebiasaan masyarakat Sunda. Kesalahan dapat terjadi akibat kebiasaan berbahasa yang salah sehingga terjadi kesalahan berbahasa. Kebiasaan berbahasa ini terjadi secara spontan dan biasanya sukar dihilangkan kecuali lingkungan bahasanya diubah misalnya dengan menghilangkan stimulus yang membangkitkan kebiasaan itu. Tujuan dibuatnya jurnal ini adalah untuk memberi kesadaran kepada rakyat Indonesia terutama kepada kalangan muda agar senantiasa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar tanpa mencampur adukan bahasa daerah kedalamnya, khususnya bahasa Sunda kedalam bahasa Indonesia dalam percakapan sehari hari, dan dapat mengurangi kebiasaan-kebiasan buruk orang Sunda dalam berbahasa Indonesia serta mendeskripsikan cara untuk menanggulangi adanya interferensi antara bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda. Adapun metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, yakni, dengan teknik pengamatan langsung atau observasi dan kajian pustaka. Setelah meneliti dengan metode metode tersebut, hasilnya, ditemukannya beberapa kesalahan terhadap penggunaan bahasa sunda kedalam pecakapan bahasa Indonesia sehari-hari. Berikut adalah kesalahan-kesalahn umum yang dilakukan oleh masyarakat sunda salam bercakap-cakap: Kesalahan berbahasa dari segi morfologi, kesalahan pada diksi (pemilihan kata), kesalahan dalam hal pelafalan, kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan kata serapan dari bahasa asing yang mengandung fonem, kesalahan dalam segi kosakata, dan kesalahan dalam segi struktur kalimat.

Kata kunci: Bahasa, Kalimat, Kosakata, Percakapan, Sunda. 



PENDAHULUAN

Dewasa ini bahasa daerah memang sudah semakin terbelakang. Perkembangan zaman menuntut orang untuk menggunakan bahasa internasional atau setidaknya nasional. Indonesia yang merupakan negeri yang kaya akan bahasa daerah tentunya banyak juga yang menggunakan bahasa daerah. Tetapi, banyak juga orang Indonesia yang menyalah gunakannya, yaitu salah satunya dengan mencampurkan bahasa daerah kedalam bahasa Indonesia. Banyak anak muda yang mengerti bahasa sunda tetapi tidak bisa memilah milah mana yang bahasa Sunda mana yang bahasa Indonesia, dan tidak bisa menempatkan diri, dimana kita harus berbahasa Indonesia, dimana juga kita harus berbahasa Sunda. jurnal ini ditujukan untuk memberi kesadaran kepada rakyat Indonesia terutama kepada kalangan muda agar senantiasa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar tanpa mencampur adukan bahasa daerah kedalamnya, khususnya bahasa Sunda kedalam bahasa Indonesia dalam percakapan sehari hari, dan dapat mengurangi kebiasaan-kebiasan buruk orang Sunda dalam berbahasa Indonesia serta mendeskripsikan cara untuk menanggulangi adanya interferensi antara bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda.

METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, peneliti mempergunakan metode kualitatif yakni dengan mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Metode penelitian ini juga ditujukan untuk memahami fenomena berbahasa Indonesia dan Sunda dari sudut pandang yang berbeda (Sugiyono, 2005). Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ñ  Teknik pengamatan langsung atau Observasi

Dalam teknik ini, peneliti mengamati langsung komunikasi yang terjadi dilingkungan masyarakat diantaranya komunikasi antar remaja, okomunikasi antar orang tua, komunikasi antar anak dengan orang tua, dan komunikasi antar anak.

Ñ  Kajian pustaka

Dalam teknik ini, memuat pembahasan-pembahasan penelitian terdahulu dan referensi ilmiah yang terkait dengan judul yang dibahas yakni berkaitan dengan penggunaan bahasa Sunda yang kurang tepat dalam percakapan bahasa Indonesia sehari-hari

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ø  Landasan Teori

Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia didunia ini. Karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan. Dibawah ini ada dua pengertian bahasa menurut para ahli:

Ñ  Bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunaannya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan. (Harum Rasyid, Mansyur, dan Suratno (2009:126)
Ñ  Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. (Hasan Alwi, 2002: 88)

Bedasarkan kedua pengertian bahasa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, pengertian bahasa adalah sistem yang teratur berupa lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran bahasa tersebut. Dalam arti pengertian bahasa tersebut, hal ini menonjolkan beberapa segi, yakni sebagai berikut:

Ñ  Bahasa pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisa seperti halnya anak belajar berbiara sebelum belajar menulis. Didunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi, bahasa mempunyai lambang yakni, ucapan dan tulisan.
Ñ  Bahasa adalah sistem, maksudnya bahasa itu tidak bebas, dan tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik.
Ñ  Sistem bahasa itu sukarela. Sistem berlaku secara umum, dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar. Contohnya, ada beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda berbahasa sunda (kata serapan), dan ada bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja.

Ø  Kesalahan-kesalahan umum
Ada banyak faktor yang menyebabkan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Faktor tersebut adalah:
Kesalahan berbahasa dari segi morfologi, yakni kesalahan berbahasa yang terletak pada ketidaktepatan pada bentuk-bentuk kata. Pada analisis ini ada beberapa segi kesalahan dan memerlukan ralat/pembenaran diantaranya:
Kesalahan pada diksi (pemilihan kata). Sebuah kata mengemban peran penting dalam suatu percakapan karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Sebuah percakapan dianggap baik apabila diksinya sudah benar.
Kesalahan dalam hal pelafalan. Dalam percakapan masyarakat Sunda, ada beberapa kata yang pelafalannya mengalami penambahan bunyi (h) dibelakang yang seharusnya tidak perlu. Contoh : siapa (siapah), apa (apah), siapa (siapah), sini (sinih), sana (sanah), situ (situh). Hal ini akan berpengaruh terhadap kata yang lainnya, seperti kata mempersilakan menjadi mempersilahkan.
Selain itu, ada pula kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan kata serapan dari bahasa asing yang mengandung fonem, misalnya, /f/, /v/, dan /ks/ seperti pada kata film, fakultas, televisi, privat, kompleks, dan lain sebagainya. Oleh sebagian masyarakat sunda, biasanya, kata-kata tersebut diucapkan dengan mengubah huruf-huruf fonemnya seperti, pilm, pakultas, pripat, telepisi, dan komplek. Sebagian besar, kesalahan ini dilakukan oleh orang awam, yang hidup ditengah orang-orang yang mayoritasnya sunda. Biasanya, di perkampungan, yang jauh dengan kota atau budaya anak jaman sekarang.
Tidak hanya itu, kesalahan juga dapat terjadi dalam segi kosakata. Sudah menjadi hal umum, masyarakat Sunda mencampurkan kosakata bahasa Sundanya kedalam percakapan bahasa Indonesia sehari-hari yang dimana kosa kata ini tidak ada kaidahnya dalam berbahasa Indonesia. Seperti dengan menyisipkan kosakata teh, da, ari, mah, hayu, meuni, atuh, ih, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh kesalahan sisipan kosakata yang sering kita jumpai dalam percakapan:
Ñ   “Ini teh apa?” yang seharusnya kalimat tersebut menjadi “ ini apa?”
Ñ  “Saya mah dari Bandung” yang seharusnya kalimat tersebut diubah menjadi “Saya dari Bandung”
Kesalahan dalam segi struktur kalimat. Sering terdengar kalimat berbahasa Indonesia seperti ” Bukunya dikesayakan saja” dan ”Sudah ditulis oleh saya” kalimat tersebut sebenarnya berasal dari struktur kalimat berbahasa Sunda ”Bukuna dikaabdikeun weh” dan ”Parantos ditulis kuabdi”. Dalam bahasa Indonesia, tidak mengenal adanya struktur kalimat ke saya dan oleh saya. Sehingga, kalimat tersebut seharusnya menjadi ”Bukunya dititipkan saja kepada saya” dan ”sudah saya tulis”.

Ø  Bahasa Indonesia dikalangan remaja Bandung

Seiring perkembangan Jaman, sudah jarang remaja Bandung menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemajuan teknologi yang berkembang, memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda cenderung menggunakan bahasa atau ungkapan yang sedang ngetrend. Salah satunya ungkapan ”Da aku mah apa atuh” yang akhir-akhir ini sedang ng-hits dikalangan remaja Bandung khususnya di sosial media. Ungkapan ini biasanya diucapkan dalam konteks merendah, yang apabila diartikan kedalam bahasa Indonesia yang benar menjadi ”Aku ini apa”. Disamping itu, banyak juga remaja Bandung yang menggunakan akhiran –in. Akhiran ini biasanya digunakan menggantikan akhiran –kan. Dengan demikian kata ’bawain’, ’kerjain’, ’habisin’ lebih banyak digunakan menggantikan kata-kata bahasa Indonesia, khususnya remaja Bandung.

KESIMPULAN

Dengan adanya bahasa daerah (bahasa sunda) tidak menutup kemungkinan adanya interferensi atau pencampuran bahasa antara bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan bahasa sunda sebagai bahasa daerah dalam berkomunikasi kehidupan sehari-hari. Adanya pencampuran bahasa terebut bisa memberikan nilai positif maupun negatif yang menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Indonesia. Sehingga membuat bahasa indonesia jauh dari pemiliknya. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah hendaknya digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat, sehingga tidak membuat bahasa Indonesia menjadi keliru.

SARAN

Agar kesalahan berbahasa terutama bahasa Sunda dalam percakapan berbahasa Indonesia tidak semakin fatal, maka ketika kesalahan tersebut terjadi dan diketahui, alangkah baiknya dilakukan pembenaran dengan saling mengingatkan apabila salah seorang melakukan kesalahan dalam mengutarankan kalimat berbahasa Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia, diharuskan menanamkan rasa cinta terhadap bahasa sendiri, dan yang paling utama adalah kesadaran diri untuk melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta meningkatkan kembali eksistensinya. Tak hanya itu, kita juga dapat menganalisis dimana kesalahan yang terjadi sehingga dapat berbahasa dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia.

UCAPAN TERIMAKASIH
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra. Dewi Rani Gustiasari, S.S M.Hum. yang telah memberi amanah kepada saya untuk menyelesaikan jurnal ini, sehingga saya dapat mengasah kemampuan saya dalam menulis. Semoga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Firman. dkk. (20142). Taktik Berbahsa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Asas UPI
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. (2003). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Edisi Kedua). Bandung: CV. Yrama Yudha.
Haloho, Dessy. (2012). “Penggunaan bahasa zaman sekarang”. [Online]. Tersedia: http://kompasiana.com/ yang direkam pada 24 Sep 2012. [5 Januari 2015]
Hardianto, T. (2011). “Pentingkah bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat? Dan benarkah bahasa dapat mempengaruhi kehidupan manusia. [Online]. Tersedia: http://threevia.wordpress.com/ yang direkam pada 25 Sept 2011. [5 Januari 2015]
Herliani, N. (2012). ”Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Sunda”. Makalah pada tugas bahasa Indonesia, Bandung.
Rusyanti, H. (2013). “Pengertian Bahasa : Apa arti bahasa menurut para ahli?”. [Online]. Tersedia: http://kajianteori.com/ yang direkam pada 22 Maret 2013. [5 Januari 2015]
Setiawan, S. (2011). “Kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia”. [Online]. Tersedia: http://suryaekasetiawan.blogspot.com/ yang direkam pada 4 Mei 2011. [5 Januari 2015]

1 komentar:

  1. Kuring menyakiti sareng haté ngejat mun aya dina masalah anu ageung lumangsung dina perkawinan abdi tujuh bulan ka tukang, di antara kuring jeung salaki kuring. jadi pikasieuneun pisan yén anjeunna nyandak hal ieu ka pangadilan pikeun cerai. anjeunna nyarios yén anjeunna moal resep deui sareng abdi, sareng anjeunna moal bogoh ka abdi deui. Anjeunna anjeunna dipak kaluar-bumi sareng ngajantenkeun abdi sareng murangkalih abdi ngaliwat nyeri parna. Abdi nyobian sadaya cara anu tiasa waé pikeun nyayogikeun deui, teras nyuhunkeun, tapi sadaya teu ngeakeun.in anjeunna parantos nyarios yén anjeunna parantos nyieun kaputusan, sarta anjeunna henteu pernah hoyong ningali kuring deui. Janten dina hiji sore, nalika abdi ucing deui tina pagawean, abdi pendak sareng sobat guna anu sanés nanyakeun ka salaki kuring. Ku kituna abdi ngécéskeun unggal hal manéhna, jadi anjeunna ka kuring yén hiji-hijina cara anu tiasa nampi ku salaki deui, nyaeta ngadatangan caster mantra, sabab estu digawé pikeun anjeunna teuing.So abdi pernah percanten ngeja, tapi abdi teu boga pilihan sejen, ti turutan nasihat-Na. Lajeng anjeunna masihan abdi Email alamat tina mantra mantra anu ngadina. Janten isuk-isuk anu sanés, abdi ngirimkeun surat kana alamat anu anjeunna masihan ka abdi, sareng mantra mantra ngajénkeun yén abdi bakal nampi salaki kuring dina poé saterusna. Naon hiji pernyataan endah pisan !! Kuring pernah percaya, ku kituna anjeunna nyarios sareng abdi, sareng ka abdi sadayana anu kedah abdi lakukeun. Mukang isuk-isuk isuk-isuk, surprta héran, salaki kuring anu henteu nyambung kuring kanggo 7 bulan terakhir, masihan kuring telepon pikeun nginpokeun ka kuring yén anjeunna nuju balik. Jadi Endah pisan Ku kituna ieu pisan kumaha anjeunna parantos sumping deui dina dinten anu sami, kalayan seueur kaasih sareng kabagjaan, sarta hapunten hapana, sareng ka nyeri anu anjeunna disababkeun abdi sareng barudak urang. Lajeng ti dinten éta, hubungan kami ayeuna leuwih kuat batan kumaha sateuacanna, ku bantuan Dr. WEALTHY. Ku kituna, abdi bakal saran anjeun kaluar upami anjeun ngagaduhan masalah ngahubungan anjeunna, abdi masihan abdi 100% jaminan anu anjeunna bakal nulungan anjeun .. Surélék anjeunna dina: wealthylovespell@gmail.com, atanapi anjeun Whatsapp anjeunna. + 2348105150446 Hatur nuhun asoooo teuing !!!

    BalasHapus